Kiriman itu merupakan perjanjian antara Otoritas Palestina (PA) dan pemerintahan Israel yang baru dipimpin oleh Perdana Menteri Naftali Bennett.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (18/6), kantor PM Israel menyebut, PA telah setuju untuk mengganti pinjaman vaksin itu dengan dosis yang sama dari Pfizer-BioNTech pada September atau Oktober, seperti dimuat
Associated Press.
Israel telah menerapkan salah satu program vaksinasi paling sukses di dunia, dengan sekitar 85 persen populasinya sudah divaksinasi. Keberhasilan itu membuat Israel memungkinkan membuka kembali bisnis dan sekolah, serta akan mencabut kewajiban menggunakan masker di publik.
Namun Israel telah dikritik keras karena tidak berbagi vaksin dengan 4,5 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Menurut kelompok HAM, sebagai negara penjajah, Israel wajib memberikan vaksin kepada warga Palestina. Namun Israel menyangkal kewajiban itu dan berdalih telah menandatangani perjanjian damai sementara dengan Palestina pada 1990-an.
Perjanjian itu menyebut PA yang berkuasa di Tepi Barat bertanggung jawab atas perawatan medis.
PA sendiri mengatakan pihaknya telah memperoleh pasokan vaksin secara mandiri dari upaya kerja sama dengan perusahaan swasta dan mekanisme COVAX.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: