Negara Afrika timur tersebut, seperti kebanyakan rekan-rekan Afrika lainnya, relatif tidak terluka oleh gelombang pertama pandemi.
Namun tiba-tiba mereka mulai mengalami lonjakan tajam dalam infeksi Covid-19 pada bulan lalu, setelah pihak berwenang mengonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi keberadaan varian virus Delta yang pertama kali terdeteksi di India.
"Negara ini telah melihat pertumbuhan pandemi Covid-19 yang lebih agresif dan berkelanjutan," kata Museveni dalam pidato yang disiarkan televisi, seperti dikutip dari
Reuters, Sabtu (19/6).
Dia mengatakan jumlah harian orang yang dites positif telah melonjak menjadi lebih dari 1.700 dari yang awalnya kurang dari 100 pada tiga minggu lalu.
"Kami mengalami tingkat rawat inap dan kematian yang sangat tinggi untuk pasien Covid-19 di antara semua kategori umur," ungkapnya.
Dalam langkah-langkah barunya, Uganda melarang pergerakan kendaraan umum dan pribadi kecuali yang mengangkut pasien dan yang digunakan oleh pekerja penting seperti petugas kesehatan.
Jam malam yang sebelumnya dimulai pada jam 9 malam dimajukan menjadi jam 7 malam, sementara tempat-tempat seperti pusat perbelanjaan yang sibuk, gereja dan arena olahraga ditutup.
"Pembatasan baru akan berlangsung selama 42 hari," kata Museveni.
Selama dua minggu terakhir media lokal telah secara ekstensif melaporkan sebagian besar fasilitas kesehatan, baik publik maupun swasta, penuh dan menolak pasien sementara yang lain memiliki pasokan oksigen yang dikenai pajak.
Hingga saat ini, Uganda telah mendaftarkan total 68.778 kasus Covid-19 dengan 542 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: