Namun begitu, pengamat menyayangkan masih adanya hasutan di antara para kontertan, kurang melibatkan perempuan selama kapanye, dan tidak dapat diakses oleh pemilih penyandang disabilitas.
OSCE Office for Democratic Institutions and Human Rights (ODIHR), OSCE Parliamentary Assembly (OSCE PA), dan Parliamentary Assembly of the Council of Europe (PACE), juga menyimpulkan hal yang sama bahwa kemenangan partai Nikol Pashinyan adalah berarti bahwa mantan peerdana menteri itu kembali mendapat kepercayaan dari penduduk.
"Hasil utama masih menunjukkan bahwa sebagian besar orang Armenia mempercayai Pashinyan dan pemerintahnya," kata pakar Klub Diskusi Internasional Valdai, Stanislav Pritchin, seperti dikutip dari Tass, Senin.
Ia percaya bahwa negara tersebut tidak menghadapi ancaman destabilisasi setelah pemilihan karena hasil pemilihan yang 'agak' meyakinkan dan lawan dari pihak berwenang hampir tidak dapat menghubungkan mereka dengan pelanggaran tertentu.
Pashinyan yang lama di politik dapat berinteraksi dengan lebih terampil daripada lawan-lawannya.
"Dia bekerja dan tahu bagaimana mengendalikan situasi politik, dia mendapat dukungan dari masyarakat," kata Pritchin.
Armenia mengadakan pemilihan parlemen lebih awal pada hari Minggu (20/6). Setelah Komisi Pemilihan Pusat memproses semua surat suara, Partai Kontrak Sipil pimpinan Pashinyan memperoleh 53,92 persen suara, sedangkan Aliansi Armenia pimpinan mantan Presiden Robert Kocharyan memenangkan 21,04 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: