Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Arab Saudi, Austria Desak Milisi Houthi Kembali Ke Meja Perundingan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 23 Juni 2021, 08:36 WIB
Dukung Arab Saudi, Austria Desak Milisi Houthi Kembali Ke Meja Perundingan
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menggelar konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Austria Alexander Schallenberg di Wina pada Selasa (22/6).

Dalam konferensi pers tersebut, Pangeran Faisal mengatakan bahwa Kerajaan Saudi memiliki visi yang sama dengan Austria mengenai stabilitas kawasan.

Hal itu ditimpali Schallenberg dengan mengatakan bahwa Arab Saudi adalah mitra terbesar negaranya di Timur Tengah.

"Arab Saudi memainkan peran yang sangat penting di kawasan ini," kata Schallenberg, seperti dikutip dari Al-Arabiya.

Schallenberg juga menyatakan dukungannya kepada Kerajaan terkait serangan yang dilakukan oleh pasukan Houthi yang didukung. Baginya, serangan milisi yang didukung Iran tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa diterima.

Selain itu, dia juga mendesak kelompok tersebut untuk kembali ke meja perundingan.

"Kami mendukung pengembalian, konsolidasi, dan implementasi perjanjian nuklir dengan Iran," kata menteri luar negeri Austria.

Sementara Menteri luar negeri Saudi mengatakan Kerajaan ingin menghentikan perang di Yaman.

"Saya berbicara di Austria tentang campur tangan Iran di kawasan itu," kata Pangeran Faisal, seraya menambahkan bahwa Kerajaan menganggap Iran bertanggung jawab atas kegiatan nuklirnya.

Pangeran Faisal mengatakan peran Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam file nuklir Iran adalah "penting."

Menteri luar negeri Arab Saudi juga sempat berdiskusi dengan kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi di sela kunjungannya ke Austria.

Selama pertemuan, Pangeran Faisal dan Grossi membahas perkembangan paling menonjol terhadap program nuklir Iran dan persyaratan signifikan yang diperlukan untuk menghentikan pelanggaran Iran dan kebijakan hukum, serta norma internasional yang mengganggu stabilitas keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA