Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hentikan Operasi Karena Tekanan China, Edisi Terakhir Koran Apple Daily Hong Kong Habis Terjual

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 24 Juni 2021, 11:50 WIB
Hentikan Operasi Karena Tekanan China, Edisi Terakhir Koran Apple Daily Hong Kong Habis Terjual
Warga Hong Kong ramai-ramai membeli edisi terakhir koran Apple Daily/Net
rmol news logo Surat kabar pro-demokrasi Hong Kong, Apple Daily, menghadapi tekanan yang luar biasa dari otoritas sehingga terpaksa menghentikan operasinya.

Namun di tengah tekanna yang begitu besar, dukungan publik untuk Apple Daily bermunculan. Bahkan hanya dalam beberapa jam, edisi terakhir dari koran Apple Daily habis terjual di seluruh kota.

Pada Kamis pagi (24/6), warga Hong Kong mengantre untuk membeli koran Apple Daily. Hingga pukul 08.30 pagi waktu setempat, sebanyak 1 juta eksemplar dari koran itu terjual habis.

Untuk memperingati edisi terakhirnya, Apple Daily sengaja mencetak 1 juta eksemplar, dari biasanya yang hanya 80 ribu eksemplar.

Apple Daily terpaksa mengumumkan untuk menghentikan operasi setelah kepolisian membekukan aset senilai 2,3 juta dolar AS milik mereka.

Sebelumnya, polisi telah menggeledah kantor Apple Daily dan menangkap lima petingginya dengan tuduhan melakukan kolusi asing di bawah UU keamanan nasional.

"Ini adalah hari terakhir kami, dan edisi terakhir, apakah ini mencerminkan kenyataan bahwa Hong Kong mulai kehilangan kebebasan pers dan kebebasan berbicara?" kata seorang desainer grafis Apple Daily, Dickson Ng, seperti dimuat Associated Press.

Selain ditunjukkan dengan berlomba-lomba membeli surat kabar itu, sekitar lebih dari 100 warga Hong Kong berdiri di luar kantor Apple Daily pada Rabu malam (23/6), memberikan dukungan kepada para karyawan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Apple Daily menjadi semakin blak-blakan mengkritik otoritas China dan Hong Kong karena membatasi kebebasan dan mengingkari janji otonomi khusus.

Tekanan terhadap Apple Daily meningkat setelah UU keamanan nasional diberlakukan.

Menurut Direktur Eksekutif Georgetown Center for Asian Law, Thomas Kellogg, penutupan Apple Daily menandai hari gelap bagi kebebasan pers di Hong Kong.

"Tanpa Apple Daily, Hong Kong kurang bebas dibandingkan sepekan yang lalu. Apple Daily adalah suara yang penting, dan tampaknya tidak mungkin outlet media lain dapat mengisi posisinya, mengingat semakin meningkatnya pembatasan kebebasan berbicara dan kebebasan pers," ujarnya.

Meski surat kabarnya telah berhenti beroperasi, Apple Daily masih berdiri secara online. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA