Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Lagi-lagi Mainkan Isu Kerja Paksa Xinjiang Untuk Blokir Perusahaan China, Kemendag: Kami Akan Lakukan Tindakan Tegas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 25 Juni 2021, 14:40 WIB
AS Lagi-lagi Mainkan Isu Kerja Paksa Xinjiang Untuk Blokir Perusahaan China, Kemendag: Kami Akan Lakukan Tindakan Tegas
Juru bicara Kementerian Perdagangan Gao Feng/Net
rmol news logo China buka suara menyusul tindakan keras terbaru yang dilakukan AS terhadap produsen bahan panel surya yang berbasis di Daerah Otonomi Uighur, Xinjiang, China Barat Laut, yang memproduksi sekitar setengah dari polysilicon dunia.

Dalam pernyataannya, China berjanji untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan mereka.

"AS harus segera memperbaiki tindakan mereka, atau kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan dan institusi China," kata juru bicara Kementerian Perdagangan Gao Feng.

Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis menempatkan Hoshine Silicon Industry (Shanshan), dan tiga perusahaan China lainnya, yaitu Xinjiang Daqo New Energy, Xinjiang East Hope Nonferrous Metals dan Xinjiang GCL New Energy Material Technology Co, serta Produksi dan Konstruksi Xinjiang Korps pada Daftar Entitas, mengutip klaim tak berdasar tentang 'kerja paksa' di wilayah tersebut.

Pemerintahan Biden pada hari Rabu secara terpisah juga memblokir impor Industri Silikon Hoshine.

"Masalah 'kerja paksa' yang dibuat-buat di Xinjiang bertentangan dengan kenyataan dan tuduhan itu adalah kebohongan abad ini," kata Kementerian Perdagangan China dan Kementerian Luar Negeri dalam sambutan terpisah pada Kamis (24/6).

Wilayah Xinjiang menyumbang sekitar 45 persen dari pasokan polysilicon dunia.

China sendiri menjadi produsen polysilicon terbesar di dunia pada tahun 2020 dengan output 396.000 ton. Pangsa output globalnya naik menjadi 76 persen dari total dunia, naik 8,7 poin persentase, menurut data dari Asosiasi Industri Fotovoltaik China.

Peringkat terbaru dari perusahaan riset Jerman Bernreuter Research mengatakan tujuh dari 10 produsen polisilikon terbesar di dunia berbasis di China dan hanya satu yang Amerika. [[

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA