Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Calon Kanselir Jerman: Proyek Nord Stream 2 Bisa Dihentikan Kapan Saja, Jika Rusia Menggunakannya Untuk Tekan Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 28 Juni 2021, 08:04 WIB
Calon Kanselir Jerman: Proyek Nord Stream 2 Bisa Dihentikan Kapan Saja, Jika Rusia Menggunakannya Untuk Tekan Ukraina
Kandidat Kanselir Jerman dari CDU, Armin Laschet/Net
rmol news logo Kandidat Kanselir Jerman dari partai Persatuan Demokrat Kristen Jerman atau Christlich Demokratische Union Deutschlands (CDU), Armin Laschet buka suara soal hubungan tegang Rusia-Ukraina.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam debat kebijakan luar negeri yang disiarkan televisi, calon pengganti favorit Angela Merkel pada pemilihan September mendatang itu mengatakan bahwa pembangunan Pipa Nord Stream 2 yang hampir selesai antara negara itu dan Rusia dapat dihentikan kapan saja, jika Moskow melanggar ketentuan pengaturan atau menggunakannya untuk menekan Ukraina.

"Kami selalu dapat menghentikan proyek ini, bahkan setelah pipa selesai, jika keamanan Ukraina terancam," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (27/6).

Pembangunan pipa gas Nord Stream 2 sendiri saat ini telah mencapai 95 persen.

Menteri Keuangan Olaf Scholz, kandidat kanselir dari partai SPD kiri-tengah, punya suara yang sama.

"Apa pun yang menimpa transit gas dan keamanan Ukraina memiliki konsekuensi untuk potensi transit melalui pipa yang telah selesai," katanya.

Pipa senilai 11 miliar dolar AS, yang telah menjadi objek kontroversi dan perselisihan sejak awal perencanaan dan konstruksi, akan mengangkut gas alam di bawah Laut Baltik, melewati Ukraina dan memotong negara dari biaya transit yang berpotensi menguntungkan.

Di antara negara-negara yang sangat menentang pipa tersebut adalah AS, yang sebulan lalu mengancam CEO perusahaan konstruksi Matthias Warnig dengan sanksi.

Namun keputusan tersebut dibalik oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang pada hari Rabu mengesampingkan sanksi terhadap Jerman demi kepentingan nasional AS, ketika Presiden Joe Biden mencoba untuk menghidupkan kembali hubungan setelah empat tahun pemerintahan Trump.

Pada kunjungan pertamanya ke Berlin sejak menjabat, Blinken mengulangi penentangan terhadap Nord Stream 2 yang hampir selesai, tetapi juga menyuarakan harapan untuk front persatuan dengan Berlin untuk mengurangi potensi ancaman geopolitik dan keamanan yang datang dari Moskow.

"Tujuan kami tetap untuk memastikan bahwa Rusia tidak dapat menggunakan energi sebagai alat pemaksaan sebagai senjata melawan Ukraina, atau siapa pun di Eropa," kata Blinken pada konferensi bersama di Berlin, Rabu (23/6).

Sebelumnya, pada konferensi di St Petersburg pada tanggal 4 Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan proyek tersebut akan selesai dalam waktu dua bulan, dan bahwa jika AS serius untuk meningkatkan hubungan Eropa daripada membiarkan Nord Stream 2 untuk melanjutkan tanpa hambatan harus menjadi landasan dari perubahan kebijakan itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA