Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bangladesh Perketat Lockdown, Puluhan Ribu Pekerja Migran Ramai-ramai Tinggalkan Dhaka

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 28 Juni 2021, 11:20 WIB
Bangladesh Perketat Lockdown, Puluhan Ribu Pekerja Migran Ramai-ramai Tinggalkan Dhaka
Puluhan ribu pekerja migran berusaha tinggalkan ibukota Bangladesh, Dhaka/Net
rmol news logo Pengetatkan penguncian Covid-19 di Bangladesh memicu kepanikan para pekerja migran. Alhasil, puluhan ribu pekerja migran berbondong-bondong meninggalkan ibukota sebelum pengetatan diberlakukan.

Bangladesh telah memberlakukan kuncian karena lonjakan kasus dan kematian Covid-19 sejak pertengahan April. Setelah berhasil turun pada Mei, infeksi kembali naik pada bulan ini.

Kementerian Kesehatan mencatat rekor lebih dari 6.000 kasus Covid-19 pada 24 Juni dan 108 kematian pada 25 Juni, tertinggi dalam dua bulan.

Untuk menghentikan penyebaran, pemerintah memperketat pembatasan secara bertahap yang dimulai pada Senin (28/6). Kegiatan ekonomi seperti toko, pasar, transportasi, dan kantor harus ditutup mulai Kamis (24/6).

Warga juga diperintahkan tinggal di rumah untuk sementara, dan hanya layanan darurat serta pabrik berorientasi ekspor yang terus beroperasi.

Diberitakan AFP, pengetatan memicu eksodus besar-besaran dari Dhaka pada Minggu (27/6).

Di sebuah stasiun di Sreenagar, sekitar 70 km selatan Dhaka, ribuan orang mengantre sejak Minggu pagi untuk menyeberangi Padma, anak sungai Himalaya, Sungai Gangga.

"Kami tidak punya pilihan selain meninggalkan kota. Selama lockdown, tidak ada pekerjaan. Dan jika kami tidak bekerja, bagaimana kami membayar sewa? Jadi kami mengemasi semuanya dan kembali ke desa kami," kata Fatema Begum, seorang warga yang berusaha meninggalkan Dhaka dengan feri.

Hingga saat ini, Bangladesh sudah mencatat lebih dari 880 ribu kasus Covid-19 dengan lebih dari 14 ribu kematian. Namun para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi karena kemungkinan tidak dilaporkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA