Min Aung Hlaing yang saat ini menjabat sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata atau Tatmadaw dan Ketua Dewan Adiministrasi Negara mengatakan, negara-negara Barat ingin mengendalikan Myanmar lewat pemerintahan yang dibentuk oleh Aung San Suu Kyi.
"Mereka ingin memiliki orang-orang yang berkuasa yang berada di bawah kendali mereka," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan
Sputnik yang dikutip pada Senin (28/6).
Menurutnya, kekacauan yang terjadi di dalam negeri saat ini dengan adanya protes nasional merupakan bagian dari upaya Barat untuk menghancurkan Myanmar.
"Awalnya ada protes. Anda tahu alasan di baliknya, pemilu yang curang. Setelah itu, protes memasuki tahap terorisme, dan alasan lain berperan di sini," tudingnya.
Ia menilai tujuan akhir dari aksi protes nasional tersebut agar negara lain dapat melakukan intervensi ke Myanmar.
"Agar negara lain campur tangan, mereka membutuhkan situasi yang tidak stabil di negara ini," jelasnya.
Dengan dipimpin Min Aung Hlaing, junta militer merebut kekuasaan dari pemerintahan yang dikuasai partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada 1 Februari. Kudeta dilakukan dengan tuduhan kecurangan pemilu.
Saat ini junta masih menahan sejumlah pemimpin pemerintahan sipil dan berjanji untuk melakukan transisi kekuasaan setelah pemilu baru yang hingga sekarang belum diputuskan kapan akan digelar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: