Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jaksa: Serangan Pisau Di Jerman Bermotif Agama, Pelaku Teriakan Nama Tuhan Saat Melakukan Aksinya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 30 Juni 2021, 07:07 WIB
Jaksa: Serangan Pisau Di Jerman Bermotif Agama, Pelaku Teriakan Nama Tuhan Saat Melakukan Aksinya
Ilustrasi
rmol news logo Jaksa yang mengawal kasus serangan pisau di kota Wuerzburg, Jerman, yang menyebabkan tiga orang tewas dan enam terluka, memastika bahwa peristiwa tersebut memiliki motif agama.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Penyerang, seorang pemuda yang diketahui berasal dari Somalia, berhasil ditembak dan ditangkap oleh polisi.

"Kemungkinan besar kejahatan itu dilatar belakangi dengan pandangan radikal," kata Kantor Kejaksaan Munich dalam pernyataan bersama dengan polisi Bavaria pada Selasa (29/6), seperti dikutip dari RT.

"Pelaku berteriak 'Allahu Akbar' setidaknya dua kali selama kejadian," kata pernyataan tersebut.

Serangan mengerikan itu terjadi di kota Bavaria pada hari Jumat (25/6), ketika tersangka, seorang pria Somalia berusia 24 tahun, memulai aksi brutalnya. Pria itu diketahui menyerang orang yang lewat secara acak, menewaskan tiga orang serta melukai enam orang lainnya, dua di antaranya masih dalam kondisi kritis.

Dia kemudian dihadang oleh beberapa warga sipil pemberani, rekaman dari tempat kejadian menunjukkan warga mencoba menangkis serangan pria tersebut dengan kursi dan benda-benda lain sebelum polisi tiba.

Petugas kemudian datang lalu menembak pria itu di kaki dan membawanya ke tahanan.

Pada laporan awal, media Jerman melaporkan bahwa penyerang itu tidak disebut sebagai seorang ekstremis, atau dalam daftar pantauan mana pun oleh pihak berwenang. Meskipun demikian, penyelidik dilaporkan menemukan materi propaganda Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) dari tempat penampungan tunawisma tempat dia tinggal.

Dia dilaporkan tidak menunjukkan penyesalan atas tindakannya, mengatakan kepada polisi bahwa dia telah mencapai tujuan 'jihadnya'.

Seorang pejabat keamanan senior, Joachim Herrmann, mengatakan tersangka pernah dirawat di unit psikiatris dan dinyatakan menderita gangguan mental beberapa hari sebelum serangan dan kemudian dibebaskan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA