Keputusan ini diambil setelah Amerika Serikat prihatin atas kehadiran militer China yang berkembang di Kamboja. Kamboja pun terus berkembang menjadi salah satu sekutu terpenting
China di kawasan Asia Tenggara.
Zwartjes menambahkan bahwa keputusan untuk mengakhiri program itu juga dibuat setelah Kamboja mengakhiri beberapa kerjasama militer.
“Menyusul pengurangan kerjasama Kamboja di beberapa bidang keterlibatan militer-militer tradisional bilateral, negara itu kehilangan kelayakannya untuk program akademi dinas militer Amerika Serikat,†ujar Zwartjes, seperti dikabarkan
Channel News Asia.
Meski begitu, Zwartjes memastikan bahwa siswa Kamboja yang saat ini masih terdaftar di akademi militer Amerika Serikat akan tetap diizinkan untuk menyelesaikan program sarjana mereka.
"Amerika Serikat telah mendorong pemerintah Kamboja untuk membantu siswanya dengan biaya kuliah yang tersisa," kata Zwartjes.
Diketahui, beberapa anggota elit masyarakat Kamboja, termasuk putra tertua Perdana Menteri Hun Sen, yakni Hun Manet dalam beberapa dekade terakhir telah lulus dari Akademi Militer Amerika Serikat yang bergengsi di West Point.
Hun Manet sendiri sekarang menjadi wakil komandan dan kepala staf gabungan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: