Desakan itu diungkap oleh jurubicara PBB Eri Kaneko pada Kamis (1/7), sehari setelah ribuan militer membebaskan ribuan tahanan.
"Kami mengulangi seruan kami untuk segera membebaskan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang, dan itu termasuk Presiden Win Myint dan anggota dewan negara bagian Aung San Suu Kyi," ujar Kaneko, seperti dikutip
Reuters.
Kaneko juga menyampaikan keprihatinan atas masih terjadinya kekerasan di Myanmar setelah kudeta militer tejadi pada 1 Februari lalu.
"Kami tetap sangat prihatin atas berlanjutnya kekerasan dan intimidasi, termasuk penangkapan sewenang-wenang oleh aparat keamanan," jelasnya.
Banyak penentang militer telah ditahan, beberapa dihukum, di bawah UU yang mengkriminalisasi komentar yang dapat menyebabkan ketakutan atau menyebarkan berita palsu.
Aung San Suu Kyi sendiri sedang menjalani proses peradilan atas beberapa kasus, termasuk korupsi hingga walkie-talkie ilegal.
Pada Rabu (30/6), Myanmar telah membebaskan lebih dari 2.000 tahanan, di antara mereka adalah wartawan dan orang-orang yang ditahan sejak kudeta.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: