Maduro menyebut CIA dan badan-badan intelijen militer AS berencana untuk membunuhnya. Ia juga mempertanyakan apakah Biden berada di balik rencana tersebut.
"Apakah Joe Biden meratifikasi perintah Donald Trump untuk memimpin Venezuela ke dalam perang saudara dan membunuh kita? Ya atau tidak? Saya bertanya," ujar Maduro saat memberikan pidato pada Jumat (2/6), seperti dikutip
Sputnik.
Ia mengklaim, kepala Komando Selatan AS Craig Faller dan Direktur CIA William Burns telah mengunjungi Kolombia dan Brasil untuk menyelesaikan persiapan dalam rencana pembunuhannya.
"Apa yang mereka lakukan? Sumber-sumber kami di Kolombia meyakinkan kami bahwa mereka datang untuk mempersiapkan rencana untuk menyerang hidup saya dan para pemimpin politik dan militer penting. Apakah Presiden Joe Biden mengizinkan rencana untuk membunuh saya dan para pemimpin politik dan militer penting di Venezuela? Ya atau tidak?" kata Maduro.
Meski begitu, Maduro tidak memberikan bukti yang memperkuat klaimnya itu.
Pada 2019, Maduro juga menuduh Trump telah mendesak negara tetangga Kolombia untuk berpartisipasi dalam rencana pembunuhan terhadap dirinya dan penggulingan pemerintahan Venezuela.
"Donald Trump tanpa ragu telah memberikan perintah untuk membunuh saya dan telah mengatakan kepada pemerintah Kolombia dan mafia Kolombia untuk membunuh saya," klaim Maduro ketika itu.
Setelah pemilu 2019 di Venezuela, kemenangan Maduro dianggap penuh kecurangan oleh AS. Washington kemudian mengakui pemimpim oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: