Diketahui bahwa ekonomi di negara tersebut babak belur akibat Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu. Langkah penguncian yang diambil juga menyebabkan penurunan ekonomi terburuk yang pernah terjadi di Sri Lanka sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.
Menghadapi situasi tersebut, Bank Sentral Sri Lanka pada akhir pekan ini (Minggu, 4/7), mengumumkan sejumlah langkah untuk memperketat arus keluar mata uang asing. Salah satu langkah yang diambil adalah investasi luar negeri oleh perusahaan lokal akan ditangguhkan selama enam bulan.
Selain itu, jumlah modal yang dapat diambil oleh perusahaan dan warga negara dari negara kepulauan itu juga akan dibatasi.
Bukan hanya itu, Sri Lanka juga akan mempertahankan larangan yang sudah diterapkan sejak tahun lalu atas impor barang mewah dan mobil demi memerangi arus keluar mata uang asing.
Pemerintah negara tersebut berencana untuk memperpanjang larangan impor ke barang lain seperti ponsel, komputer dan barang-barang konsumen elektronik.
Mengutip kabar yang dimuat
AFP, pihak Bank Sentral menekankan bahwa serangkaian langkah pembatasan tersebut ditempuh demi membantu dan menjaga stabilitas sistem keuangan negara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: