Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terjerat Pinjaman Proyek Belt And Road Initiative, Tanah Montenegro Terancam Direbut China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 05 Juli 2021, 10:37 WIB
Terjerat Pinjaman Proyek Belt And Road Initiative, Tanah Montenegro Terancam Direbut China
Proyek jalan raya Montenegro, bagian dari Belt and Road Initiatives (BRI) milik China/Net
rmol news logo Strategi loan-to-own tampaknya kembali berhasil dilakukan oleh China terhadap Montenegro, sebuah negara Balkan pecahan Yugoslavia.

Sebuah laporan dari NRP menyebut Montenegro berada di ambang kebangkrutan karena pinjaman yang cukup besar yang diambilnya dari Exim Bank of China.

Montenegro merupakan bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) milik China, dengan mengembangkan megaproyek jalan raya sepanjang 270 mil yang menghubungkan Port of Bar yang terletak di pantai laut Adriatik dengan ibukota Serbia, Beograd.

Pemerintah telah menghabiskan 944 juta dolar AS dalam pinjaman dari China untuk menyelesaikan ruas jalan pertamanya, hanya 25 mil dalam waktu enam tahun.

Butuh setidaknya 1,2 miliar dolar AS untuk merampungkan proyek tersebut. Itu menjadi salah satu proyek jalan raya termahal di dunia.

Dengan proyek yang setengah jalan, pemerintah harus segera membayar angsuran pertama dari pinjamannya ke China yang jatuh tempo pada bulan ini.

Menteri Keuangan Montenegro Milojko Spajic sebelumnya bersikeras bahwa pemerintah memiliki cukup dana untuk membayar pinjaman.

Tetapi diketahui utang Montenegro mencapai lebih dari 100 persen dari PDB.

"Saya pikir kita mungkin tidak akan bisa membayarnya pada generasi ini, tetapi generasi mendatang," kata mantan Menteri Kehakiman Montenegro Dragan Soc.

"Tapi saya tidak berpikir ini adalah masalah dari China. Ini adalah keputusan buruk kami," sambungnya.

Situasi ini diperparah dengan kemungkinan Exim Bank of China dapat merebut tanah di dalam Montenegro jika negara tersebut tidak membayar kembali pinjaman tepat waktu.

Lantaran berdasarkan kontrak pinjaman, bank dapat mengambil alih tanah selama bukan milik militer atau digunakan untuk tujuan diplomatik jika negara tidak dapat membayar pinjamannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA