Para ahli mengatakan keprihatinannya terhadap angka yang menunjukkan tren buruk, memberi sinyal bahwa vaksin Pfizer/BioNTech -yang telah diberikan oleh sebagian besar masyarakat di Israel- kurang efektif mencegah penyakit ringan sekalipun dari varian Delta yang belakangan mewabah di negara itu.
Jumlah kasus parah di antara warga Israel yang divaksinasi telah meningkat dalam beberapa hari terakhir dari kira-kira satu setiap dua hari menjadi lima kasus per hari.
Bahkan, sekitar setengah dari kasus harian terjadi pada anak-anak. Beberapa kasus yang tersisa muncul di antara orang dewasa yang divaksinasi.
Kementerian kesehatan mengungkapkan bahwa analisis mereka menunjukkan kemanjuran vaksin telah turun menjadi 64 persen selama varian Delta telah menyebar ke seluruh negeri.
Ketua panel ahli nasional Israel tentang Covid-19, Ran Balicer, menekankan bahwa masih terlalu dini untuk menilai efektivitas vaksin secara tepat terhadap varian yang pertama kali diidentifikasi di India itu. Bagaimana pun vaksin tetap efektif dalam mengurangi penyakit Covid yang serius dan angka kasus rawat inap, tambahnya.
Balicer, juga chief innovation officer di Clalit, organisasi pemeliharaan kesehatan terbesar Israel (HMO), mengatakan kepada AFP bahwa kemunculan varian Delta sebagai 'strain dominan' di negara itu telah menyebabkan perubahan besar dalam dinamika transmisi.
Perdana Menteri Naftali Bennett memperingatkan hari Minggu bahwa dengan varian Delta 'mengamuk', Israel mungkin harus memperkenalkan kembali beberapa pembatasan yang dicabut bulan lalu.
Sementara negara-negara kaya telah mendapat manfaat dari peluncuran vaksinasi massal, bagian lain di dunia masih terus berjuang untuk mendapatkan vaksin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: