Begitu bunyi penelitian yang dilakukan Singapura baru-baru ini yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung pada Rabu (7/7). Dia menjelaskan bahwa penelitian itu dilakukan oleh Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) dan Kementerian Kesehatan Singapura
Penelitian tersebut menemukan bahwa vaksin Covid-19 memberikan perlindungan 69 persen terhadap infeksi oleh virus corona varian Delta, terlepas dari gejalanya.
“Efektivitas vaksinasi terhadap penyakit Covid-19 yang parah, membutuhkan suplementasi oksigen, perawatan ICU (unit perawatan intensif) atau kematian mencapai 93 persen,†tambahnya.
Ong menjelaskan, temuan ini akan disampaikan untuk publikasi internasional dan merupakan kontribusi Singapura untuk pemahaman varian Delta dan vaksin.
Di Singapura sendiri, antara kasus lokal yang dilaporkan sejak 11 April tahun ini, hanya 1 persen dari mereka yang divaksinasi yang membutuhkan oksigen, dan tidak ada yang dirawat di ICU.
Diketahui bahwa saat ini ada sekitar dua pertiga penduduk Singapura yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Diharapkan pada akhir Juli ini, setengah populasi Singapura akan mendampatkan vaksinasi penuh.
“Dalam beberapa hari mendatang, atau satu atau dua minggu, kami akan memenuhi cakupan dosis pertama kami, yang berarti tujuan kami untuk memberikan perlindungan yang baik kepada sebanyak mungkin orang, tujuan itu akan tercapai,†kata Ong.
“Kami tidak lagi terkendala oleh pasokan, bahkan kami memiliki kapasitas untuk memberikan lebih banyak dosis," tekannya, seperti dikabarkan
Channel News Asia.
Ong juga mengutip sebuah penelitian di Inggris yang mengatakan bahwa perlindungan vaksin dari penyakit simtomatik akibat varian Delta adalah 35 persen dengan satu dosis vaksin. angka itu meningkat hingga 79 persen dengan dua dosis suntikan vaksin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.