Kepala militer Filipina Cirilito Sobejana pada Rabu (7/7) mengatakan bahwa kotak hitam akan segera ikirim ke Amerika Serikat untuk mencari bantuan ahli dalam membuka dan menganalisisnya.
Dia menjelaskan bahwa negeri Paman Sam telah berkomitmen untuk membantu mengekstrak informasi dari data penerbangan dan perekam suara kokpit yang dapat menjelaskan insiden tragis yang menewaskan 53 orang di provinsi selatan Jolo itu.
Sobejana mengakui bahwa saat ini Filipina tidak memiliki kemampuan seperti itu.
Dia tidak memberikan jadwal pasti soal kapan para ahli Amerika Serikat dapat menyelesaikan ekstraksi data.
Namun diketahui bahwa pesawat nahas tersebut tengah membawa pasukan menuju operasi kontra-pemberontakan ketika jatuh dengan 96 penumpang di dalamnya. Sebanyak 53 di antara mereka meninggal dunia.
Ini merupakan kecelakaan udara militer terburuk yang terjadi di Filipina selama hampir tiga dekade terakhir.
Saat ditanya soal apakah cuaca buruk atau
human error yang menjadi penyebab kejadian tersebut, Sobejana mengatakan akan menunggu laporan resmi penyidik.
"Saya mengatakan kepada mereka untuk melakukannya secepat yang kami bisa," katanya.
"Kami ingin mendapatkan informasi atau fakta yang akurat," tegas Sobejana, seperti dikabarkan
Reuters.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: