Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Bunuh Diri Lansia Di Singapura Melonjak Di Tengah Pandemi Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 08 Juli 2021, 14:50 WIB
Kasus Bunuh Diri Lansia Di Singapura Melonjak Di Tengah Pandemi Covid-19
Singapura melaporkan 452 kasus bunuh diri sepanjang tahun 2020 lalu. Ini adalah jumlah tertinggi yang pernah terjadi di negara itu sejak tahun 2012 lalu/CNA
rmol news logo Singapura melaporkan 452 kasus bunuh diri sepanjang tahun 2020 lalu. Ini adalah jumlah tertinggi yang pernah terjadi di negara itu sejak tahun 2012 lalu.

Peningkatan kasus bunuh diri ini terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi.

Menurut data yang dirilis oleh Samaritans of Singapore (SOS) pada Kamis (8/7), jumlah kasus bunuh diri tahun lalu meningkat 13 persen dariyang tercatat di tahun 2019.

Peningkatan tersebut diamati di semua kelompok umur, tetapi khususnya terjadi pada orang tua.

Di antara orang berusia 60 tahun ke atas, total 154 orang bunuh diri. Jumlah tersebut meningkat 26 persen dari tahun 2019.

Di kelompok usia lain, anak muda berusia 10 hingga 29 tahun dan orang dewasa berusia 30 hingga 59 tahun mengalami peningkatan.

"Covid-19 telah sangat mempengaruhi ekonomi, gaya hidup, dan kesehatan mental bangsa. Kami sangat khawatir tentang bagaimana para lansia kami mengatasi krisis kesehatan masyarakat ini," kata kepala eksekutif SOS Gasper Tan.

Dia menjelaskan, selama pandemi, orang tua lebih mungkin menghadapi isolasi sosial dan kekhawatiran keuangan.

Mereka juga mungkin menghadapi kesulitan dengan terus-menerus beradaptasi dengan perubahan dan perasaan kesepian yang berkepanjangan, yang mungkin menghancurkan.

Meskipun jumlah bunuh diri lansia lebih tinggi, SOS melihat penurunan jumlah panggilan yang diterimanya dari grup ini melalui hotline pencegahan bunuh diri 24 jam.

Ada 4.455 panggilan ke hotline dari lansia tahun lalu, dibandingkan dengan 4.816 panggilan pada 2019.

Sementara itu, menurut keterangan direktur klinis di Institute of Mental Health's Office of Population Health Adjunct Associate Professor Lee Cheng, penelepon yang menghubungi hotline pencegahan bunuh diri menghadapi kesulitan dalam mengatasi kesepian dan ketidakaktifan karena isolasi, tekanan psikologis, dan gangguan hubungan sosial dan keluarga.

Dia menjelaskan bahwa beberapa orang lanjut usia hidup sendiri dan kekurangan dukungan untuk mengatasi pandemi.

“Misalnya, ketika mereka ingin mematuhi imbauan Pemerintah untuk tinggal di rumah, mereka mungkin masih harus keluar untuk mendapatkan kebutuhan mereka," jelasnya.

"Mereka yang terbiasa menghadiri kegiatan sosial di luar secara teratur juga kemungkinan akan merasa terisolasi secara sosial selama periode ini," sambung Lee seperti dikabarkan Channel News Asia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA