Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polisi Buru Dalang Di Balik Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 09 Juli 2021, 07:20 WIB
Polisi Buru Dalang Di Balik Pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise
Polisi Haiti berjaga di sekitar lokasi kejadian pembunuhan Presiden Jovenel Moise/Net
rmol news logo Pihak kepolisian Haiti mengatakan bahwa pihaknya masih memburu dalang di balik pembunuhan keji Presiden Jovenel Moise.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kepala Polisi Leon Charles mengatakan dalam briefing televisi pada hari Kamis (8/7) bahwa pihak berwenang telah melacak tersangka pembunuh ke sebuah rumah di dekat tempat kejadian kejahatan di Petionville, pinggiran utara ibukota Port-au-Prince.

Baku tembak sengit pun berlangsung hingga larut malam. Enam tersangka berhasil ditahan, sementara empat lainnya tewas.

Polisi berpatroli ketat di daerah itu sejak Kamis pagi.

"Setelah para pelaku berhasil ditahan, sekarang kami mencari aktor intelektualnya" kata Charles, seperti dikutip dari AFP.

James Solages, warga negara AS keturunan Haiti, adalah salah satu dari enam orang yang ditangkap sejauh ini, lapor Washington Post, mengutip Mathias Pierre, menteri pemilihan dan hubungan antar partai Haiti. Dia mengatakan kepada surat kabar itu bahwa setidaknya satu tahanan lain juga diyakini sebagai warga Amerika Haiti.

Para pejabat di Haiti yang sebagian besar berbahasa Prancis dan Kreol mengatakan pada hari Rabu bahwa para pembunuh tampaknya berbicara dalam bahasa Inggris dan Spanyol.

Kerumunan penduduk setempat berkumpul pada Kamis pagi untuk menyaksikan operasi polisi berlangsung. Ratusan warga berteriak-teriak di luar kantor polisi di ibu kota Port-au-Prince tempat para tersangka ditahan, meneriakkan “bakar mereka”.

Beberapa membakar mobil tersangka dan pergi ke rumah tempat mereka bersembunyi. Peluru terlihat bertebaran di jalan.

Moise (53) ditembak mati pada Rabu (7/7) pagi di kediamannya oleh apa yang dikatakan para pejabat sebagai komando pembunuh terlatih yang tak dikenal.

Peristiwa berdarah itu makin membuat negara termiskin di Amerika tersebut terjerembab lebih dalam ke dalam kekacauan di tengah-tengah perpecahan politik, kelaparan, dan kekerasan geng yang meluas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA