Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

KUBURAN MASSAL

Gereja Katolik Kanada Tidak Minta Maaf, Jamaat Angkat Kaki

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 09 Juli 2021, 08:02 WIB
Gereja Katolik Kanada Tidak Minta Maaf, Jamaat Angkat Kaki
Para pemrotes merusak Patung Ratu Victoria menyusul penemuan kuburan massal di bekas sekolah asrama/Net
rmol news logo Penemuan kuburan massal berisi sisa jenazah anak-anak di sekolah-sekolah asrama di Kanada telah menumbuhkan kemarahan pada Gereja Katolik. Laporan CTV News pada Kamis (8/7) mengatakan beberapa pengikut telah memilih pergi setelah gereja gagal mengeluarkan permintaan maaf.

Para pengikut menyatakan bahwa mereka tidak bisa tinggal diam atas "kekejaman" yang dimaafkan oleh para pemimpin agama.

Penulis Bernadette Hardaker mengatakan dia berjuang dengan pendirian gereja dalam banyak masalah, termasuk hak-hak Pribumi, tetapi mencapai titik puncak di mana dia tidak bisa lagi berdiri, sampai akhirnya memutuskan untuk meninggalkan gereja.

Hardaker, yang menggambarkan dirinya sebagai 'mantan Katolik', mengungkapkan rasa malu karena mendukung sebuah institusi yang lebih memilih melarikan diri daripada mengambil tanggung jawab.

"Sikap Gereja lebih dari kemunafikan dan kebangkrutan moral," kata Hardaker, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (8/7).

"Ini adalah dosa yang paling mematikan," katanya.

 "Anda tidak dapat menjadi bagian dari organisasi seperti ini sepanjang hidup Anda tanpa mempedulikan apa yang terjadi," lanjut Hardaker.

Kemarahannya beralasan. Pada bulan Juni, 751 kuburan tak bertanda ditemukan di bekas sekolah tempat asrama Maryville oleh Cowessess First Nation di Saskatchewan. Lebih dari 1.100 kuburan tak bertanda juga telah ditemukan di lokasi tiga bekas sekolah asrama Indian di Kanada.

Diperkirakan sebelum sekolah terakhir ditutup pada tahun 1996, sedikitnya 4.000 anak meninggal dan dikubur begitu saja tanpa diketahui orang tuanya.

Sekitar 150.000 anak belajar di sekolah tersebut, yang bertujuan untuk menanamkan budaya kulit putih pada anak-anak Pribumi. Banyak yang dikatakan telah menderita pelecehan fisik, mental dan seksual. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA