Mengutip seorang mantan pejabat senior Israel, pertemuan itu membahas kesepakatan jual beli air. Bennett memberitahu Raja Abdullah bahwa pihaknya telah setuju untuk menjual lebih banyak air daripada kuota yang disepakati dalam perjanjian damai 1994.
Walla News melaporkan, saat ini Yordania dilanda kekurangan air yang luar biasa. Berdasarkan perjanjian, kuota penjualan air dari Israel ke Yordania adalah 55 juta meter kubik setiap tahun dengan harga 3 sen AS per meter kubik.
Pekan lalu, media Israel memberitakan, Bennett berniat untuk menyetujui penjualan 50 juta meter kubik air tambahan ke Yordania. Jika kesepakatan itu terwujud, itu akan menjadi penjualan air terbesar dari Israel ke Yordania sejak perjanjian damai.
Menurut
Al Monitor, keputusan Israel itu tidak terlepas dari dorongan Amerika Serikat (AS), menjelang pertemuan Presiden Joe Biden dengan Raja Abdullah II nanti. Washington dikabarkan telah meminta Bennett untuk merespons permintaan Raja Abdullah II dengan positif.
Yordania sendiri telah meminta alokasi tahunan tambahan 50 juta meter kubik selama lima tahun, tetapi Bennett memberikan persetujuan awal hanya untuk tahun ini dan tahun depan.
Sementara permintaan untuk tahun-tahun berikutnya akan ditinjau sesuai dengan ketinggian air di Laut Galilea.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: