Seruan Kementerian Luar Negeri Prancis untuk tidak mengakui vaksin Rusia dan China di UE tidak dapat diterima, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Kamis.
"Pernyataan seperti itu tidak dapat diterima. Ini adalah campuran rasisme, hegemonisme kekaisaran, dan neo-Nazisme," kata Zakharova, pada Kamis (8/7) menambahkan bahwa pernyataan pejabat Prancis itu berarti tidak memberi hak dan kesempatan yang sama bagi warganya.
"Ini melanggar hukum, etika, dan moral, mendorong dunia ke arah konfrontasi di tingkat yang lebih tinggi di masa pandemi ini," katanya, seperti dikutip dari Tass, Jumat.
Negara-negara Barat selalu melancarkan ketegangan dan sinisme demi keuntungan, kata Zakharova. Negara barat meninggalkan cita-cita humanistik mereka sendiri tanpa memikirkan nasib jutaan orang selama upaya kemanusiaan melawan pandemi. "Ini sangat mengejutkan," kata Zakharova.
Seorang menteri kabinet Prancis beberapa waktu lalu mendesak negara-negara UE untuk tidak menggunakan vaksin Covid-19 Rusia atau China kecuali jika disetujui oleh regulator obat-obatan blok itu.
Menteri Urusan Eropa Clement Beaune mengatakan, setiap orang yang memilih vaksin China atau Rusia akan sangat berisiko.
“Ini akan menimbulkan masalah dalam hal solidaritas kami, dan itu akan menimbulkan masalah risiko kesehatan, karena vaksin Rusia belum disahkan di Eropa,†kata pejabat itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: