Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Tolak Kirim Pasukan Bantuan Untuk Mengamankan Infrastruktur Penting Di Haiti

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 10 Juli 2021, 13:20 WIB
AS Tolak Kirim Pasukan Bantuan Untuk Mengamankan Infrastruktur Penting Di Haiti
Polisi Haiti/Net
rmol news logo Amerika Serikat menolak permohonan Pemerintah Haiti yang meminta bantuan untuk mengamankan infrastruktur utama setelah insiden pembunuhan Presiden Jovenel Moise, meskipun AS berjanji untuk membantu penyelidikan atas kasus tersebut.

Menteri Pemilihan Haiti Mathias Pierre mengatakan permintaan bantuan keamanan AS diajukan dalam percakapan antara Perdana Menteri sementara Claude Joseph dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Rabu (7/7).

"Haiti juga mengajukan permintaan pasukan ke Dewan Keamanan PBB," kata Pierre, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/7).

Tetapi seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, "tidak ada rencana untuk memberikan bantuan militer AS saat ini."

Sebuah surat dari kantor Joseph ke kedutaan AS di Haiti, tertanggal Rabu dan ditinjau oleh Reuters, meminta pengiriman pasukan untuk mendukung polisi nasional dalam membangun kembali keamanan dan melindungi infrastruktur utama di seluruh negeri setelah pembunuhan Moise.

Surat serupa, juga tertanggal Rabu dikirim ke kantor PBB di Haiti.

"Kami berada dalam situasi di mana kami percaya bahwa infrastruktur negara - pelabuhan, bandara, dan infrastruktur energi - mungkin menjadi target," kata Pierre kepada Reuters.

"Tujuan lain dari permintaan penguatan keamanan adalah untuk memungkinkan pemilihan presiden dan legislatif yang dijadwalkan pada 26 September," kata Pierre.

Sementara Jose Luis Diaz, juru bicara Departemen Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian PBB mengatakan bahwa misi politik PBB di Haiti menerima surat itu dan sedang diperiksa.

"Pengiriman pasukan dalam keadaan apa pun akan menjadi masalah Dewan Keamanan (15 anggota) untuk memutuskan," katanya.

Amerika Serikat dan Kolombia sendiri telah mengatakan bahwa mereka akan mengirim penegak hukum dan pejabat intelijen untuk membantu Haiti setelah sejumlah warga negara mereka ditangkap karena pembunuhan Moise.

Polisi di Haiti mengatakan pembunuhan itu dilakukan oleh unit komando 26 Kolombia dan dua tentara bayaran Haiti-Amerika. Kedua warga Haiti-Amerika itu diidentifikasi sebagai James Solages (35), dan Joseph Vincent (55), keduanya berasal dari Florida.

Tujuh belas orang ditangkap - termasuk Solages dan Vincent - setelah baku tembak dengan pihak berwenang Haiti di Petionville, pinggiran bukit di ibu kota Port-au-Prince tempat Moise tinggal.

Empat tersangka tewas dan delapan masih buron, menurut polisi Haiti. Pihak berwenang sedang memburu dalang operasi tersebut, kata mereka.

Seorang hakim yang menyelidiki kasus tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Moise ditemukan terbaring telentang di lantai kamar tidurnya. Pintu depan kediaman telah dibuka paksa, sementara kamar-kamar lain digeledah.

"Tubuhnya penuh dengan peluru. Ada banyak darah di sekitar mayat dan di tangga," kata hakim pengadilan Petionville, Carl Henry Destin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA