Sebuah komunike bersama yang dirilis pada Sabtu (10/7) berisi, para menteri keuangan G20 mengakui ancaman kenaikan permukaan laut. Untuk itu, perlu ada penetapan harga karbon agar negara-negara dapat berkoordinasi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.
Alat tersebut termasuk investasi dalam infrastruktur berkelanjutan dan teknologi baru untuk mempromosikan dekarbonisasi dan energi bersih, termasuk rasionalisasi dan penghapusan bertahap dari subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien.
"Jika sesuai, penggunaan mekanisme penetapan harga karbon dan insentif, dapat memberikan dukungan yang ditargetkan untuk yang termiskin dan paling rentan," kata komunike itu, seperti dikutip
Reuters.
Langkah itu menjadi perubahan besar setelah Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump mengesampingkan perubahan iklim sebagai ancaman global.
"Ini adalah pertama kalinya dalam komunike G20 Anda dapat memperkenalkan dua kata 'harga karbon' sebagai solusi untuk memerangi perubahan iklim," kata Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire kepada wartawan.
Penyebutan harga karbon dalam komunike G20 menandai pengaruh pemerintahan Joe Biden, yang segera bergabung kembali dengan perjanjian Paris pada Januari dan telah menetapkan target pengurangan karbon yang ambisius dan rencana investasi energi bersih dan transportasi.
Tetapi meski mendukung pengurangan emisi, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyerukan koordinasi internasional yang lebih baik tentang kebijakan pengurangan karbon untuk menghindari gesekan perdagangan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: