Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penelitian: Vaksin Sputnik V 90 Persen Efektif Lawan Varian Delta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 11 Juli 2021, 12:22 WIB
Penelitian: Vaksin Sputnik V 90 Persen Efektif Lawan Varian Delta
Vaksin Covid-19 Sputnik V/Net
rmol news logo Sebuah penelitian dilakukan para ilmuwan Rusia menunjukkan vaksin Covid-19 Sputnik V memiliki efektivitas hingga 90 persen dalam melawan virus corona varian Delta yang lebih menular.

Kepala Laboratorium Universitas Negeri Novosibirsk sekaligus anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAS) Sergey Netesov menatakan, vaksin vektor dan mRNA, termasuk Sputnik V, memberikan perlindungan yang cukup terhadap virus varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.

Ia mengatakan, data dari Inggris, Amerika Serikat, dan negara lain menunjukkan, vaksin jenis itu memang memiliki tingkat yang lebih rendah untuk melawan varian Delta, tetapi cukup melindungi.

"Mereka menawarkan 95 persen perlindungan terhadap varian asli, dan sekarang mereka memberikan perlindungan 90 persen terhadap varian Delta," kata Netesov, seperti dikutip Sputnik, Minggu (11/7).

Dalam sebuah penelitian pada akhir Juni, kepala laboratorium pusat penelitian Gamaleya, Vladimir Gushchin mengatakan Sputnik V menjamin perlindungan hampir 100 persen terhadap kasus Covid-19 yang parah dan fatal yang disebabkan oleh varian Delta.

Sputnik V, juga dikenal sebagai Gam-COVID-Vac, menggunakan dua adenovirus rekayasa yang berbeda, yaitu rAd26 dan rAd5 untuk dosis pertama dan kedua, masing-masing. Adenovirus itu mengirimkan kode genetik untuk protein lonjakan virus corona (SARS-CoV-2) ke dalam sel manusia.

Adenovirus biasanya hanya menyebabkan penyakit ringan pada manusia. Dengan memilih dua mekanisme pengiriman yang berbeda, daripada hanya menggunakan satu adenovirus yang direkayasa seperti yang dilakukan vaksin Oxford–AstraZeneca dan Johnson & Johnson, para pengembang Rusia bertujuan untuk meningkatkan kemanjuran vaksin.

Menurut analisis sementara dari percobaan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, vaksin Sputnik V memiliki kemanjuran 91,6 persen.

Sementara itu, Pusat Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya, yang mengembangkan Sputnik V, dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) telah melaporkan bahwa Sputnik V memiliki kemanjuran 97,6 persen.

Tidak seperti vaksin Oxford–AstraZeneca dan Johnson & Johnson, tidak ada laporan kondisi pembekuan darah yang langka pada orang yang divaksinasi dengan Sputnik V. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA