Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WHO: Negara Kaya Jangan Serakah Beli Dosis Booster Ketika Masih Banyak Orang Belum Dapatkan Vaksin

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 13 Juli 2021, 08:27 WIB
WHO: Negara Kaya Jangan Serakah Beli Dosis Booster Ketika Masih Banyak Orang Belum Dapatkan Vaksin
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus/Net
rmol news logo Munculnya varian Delta membuat banyak negara mempertimbangkan penggunaan dosis vaksin tambahan untuk meningkatkan antibodi. Bahkan negara-negara kaya sudah banyak memesan dosis tambahan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan negara-negara kaya seharusnya tidak memesan lebih banyak dosis ketika masih banyak negara yang bahkan belum mendapat dosis yang cukup untuk tenaga kesehatan mereka.

"Kesenjangan global dalam pasokan vaksin Covid-19 sangat tidak merata dan tidak adil. Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka dan yang paling rentan," kata Tedros, seperti dikutip Reuters.

Tedros mengatakan, produsen-produsen vaksin, seperti Pfizer dan modeerna, seharusnya fokus mengarahkan vaksin mereka ke COVAX alih-alih memberikan suntikan booster bagi negara-negara kaya.

Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan sejauh ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa suntikan booster diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap.

“Harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin mereka perlu diberikan sebagai dosis booster,” jelasnya.

Sementara itu, kepala program kedaruratan WHO Mike Ryan mengungkap kegeramannya karena masih banyak orang yang tidak mendapatkan satu pun suntikan vaksin Covid-19.

"Kami akan melihat ke belakang dalam kemarahan, dan kami akan melihat ke belakang dengan rasa malu, jika negara-negara menggunakan dosis yang berharga pada suntikan booster, pada saat orang-orang yang rentan masih sekarat tanpa vaksin di tempat lain," kata Ryan.

"Ini adalah orang-orang yang ingin memiliki kue dan memakannya, dan kemudian mereka ingin membuat kue lagi dan memakannya juga," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA