Lewat pernyataan yang dirilis pada Selasa (13/7), Taliban menolak kehadiran pasukan Turki di Afghanistan dan memperingatkan Ankara atas konsekuensinya.
"Para pejabat Turki telah memutuskan, dengan persetujuan AS, untuk mempertahankan pasukan mereka di Afghanistan. Tetapi kehadiran mereka di Afghanistan merupakan kelanjutan dari pendudukan," ujar Taliban, seperti dimuat
Afghanistan Times.
Taliban mengatakan bahwa Afghanistan dan Turki memiliki ikatan agama, sejarah dan budaya, dan bahwa kehadiran militernya membangkitkan perasaan permusuhan dan kebencian antara kedua negara.
Mereka juga menafsirkan kehadiran negara mana pun dengan nama apa pun di Afghanistan sebagai pendudukan dan akan menentangnya.
Untuk itu, Taliban memperingatkan Turki untuk tidak mempertimbangkan kembali kehadiran di Afghanistan demi kepentingan dua negara.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Ankara telah menawarkan diri untuk menjaga Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul setelah AS dan NATO menarik pasukannya. Keputusan itu diambil setelah Turki melakukan dialog dengan AS mengenai dukungan keuangan, politik dan logistik.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar pada Senin malam (12/7) mengatakan pihaknya menyetujui beberapa poin dengan AS dalam menjalankan bandara.
“Bandara harus tetap dibuka, dioperasikan. Semua negara mengatakan ini. Jika bandara tidak beroperasi, negara-negara tersebut harus menarik misi diplomatik mereka di sana,†ujarnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: