Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketika India-China Bersitegang, Dalai Lama Ingin Bertemu PM Narendra Modi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 15 Juli 2021, 08:23 WIB
Ketika India-China Bersitegang, Dalai Lama Ingin Bertemu PM Narendra Modi
Dalai Lama/Net
rmol news logo Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, yang saat ini hidup dalam pengasingan telah menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, di tengah ketegangan dengan China.

Presiden Pemerintah Tibet di Pengasingan (TGIE), Penpa Tsering mengatakan, Dalai Lama yang saat ini tinggal di Dharamsala ingin mengunjungi Delhi dan bertemu Modi setelah pandemi terkendali.

Keinginan itu disampaikan setelah Modi secara terang-terangan mengaku telah melakukan panggilan telepon dengan Dalai Lama saat ulang tahunnya yang ke-86.

"Berbicara di telepon dengan Yang Mulia Dalai Lama untuk menyampaikan salam pada hari ulang tahunnya yang ke-86. Kami berharap dia panjang umur dan sehat," ujar Modi di Twitter pada 6 Juli.

Tseng mengatakan, itu adalah pertama kalinya Modi mempublikasikan kontak dengan Dalai Lama. Cuitan tersebut bahkan memicu kehebohan di Tibet.

Banyak pihak menganggap hubungan Dalai Lama dan Modi akan menjadi perubahan mengenai prinsip "Satu China" yang diakui India. Tetapi Kementerian Luar Negeri India secara tidak langsung membantahnya.

"Adalah kebijakan konsisten dari pemerintah India untuk memperlakukan Yang Mulia Dalai Lama sebagai tamu terhormat di India dan sebagai pemimpin agama terhormat yang memiliki banyak pengikut di India," ujar kementerian.

Sementara itu, saat ini hubungan India dan China sendiri diketahui dalam situasi buruk dengan adanya ketegangan di perbatasan Himalaya. Tahun lalu, pasukan dua negara bentrok hingga memakan banyak korban jiwa.

Pembicaraan Dengan China

Lewat pernyataannya, Tsering juga mengatakan Dalai Lama ingin melakukan pembicaraan dengan pihak China dan mengunjungi tanah kelahirannya di Tibet.

"Yang Mulia ingin mengunjungi China dan juga tempat kelahirannya dan ibukota Tibet, Lhasa, bila memungkinkan, karena itu tergantung mereka (China), kami tidak dapat memutuskan," ujarnya, seperti dikutip ANI News, Rabu (14/7).

"Oleh karena itu, kami mengajukan permohonan itu dan jika itu bekerja maka saya percaya bahwa mungkin ada pertemuan dan pertemuan itu dapat membuat peta jalan untuk resolusi masa depan konflik Sino-Tibet dalam kesepakatan bersama tentang solusi abadi tanpa kekerasan untuk Tibet," tambahnya.

Tibet direbut oleh China pada 1950. Kemudian pada 1959, Dalai Lama melarikan diri dari tanah airnya itu setelah melakukan pemberontakan terhadap China. Beijing kemudian menganggap Dalai Lama sebagai sosok pemecah belah.

China dan pihak Tibet sendiri telah mengadakan delapan putaran pembicaraan dari 2002 hingga 2010, namun berakhir gagal.

Dengan adanya dukungan dari Amerika Serikat terhadap orang-orang Tibet, Tsering telah menyatakan keinginan untuk membuka dialog damai dengan China. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA