Hariri mengundurkan diri setelah pertemuan singkat dengan Presiden Michel Aoun di Istana Baabda.
"Saya mundur dari pembentukan pemerintahan," kata Hariri di hadapan wartawan, sebagaimana dikabarkan
Al Jazeera.
“(Presiden) Aoun menuntut beberapa amandemen, yang dia anggap penting, dan mengatakan kita tidak akan bisa mencapai pemahaman satu sama lain. Dan semoga Tuhan menyelamatkan negara ini," sambungnya.
Diketahui bahwa pengunduran diri Hariri ini dilakukan di tengah kebuntuan politik yang telah berlangsung sejak pengangkatan kembali Hariri Oktober lalu.
Sebenarnya, Hariri telah mengusulkan pembentukan pemerintah yang terdiri dari 24 menteri. Kabarnya, di antara 24 menteri itu, delapan di antaranya adalah orang-orang dari kubu Aoun.
Namun Hariri dan Aoun tetap beselisih mengenai ukuran dan distribusi pemerintahan baru. Aoun menuduh proposal Hariri kurang memiliki perwakilan Kristen dan menolak sistem pembagian kekuasaan berbasis sektarian di negara itu.
Sementara itu, di sisi lain Hariri menuduh Aoun menginginkan terlalu banyak bagian dalam pemerintahan.
Ini bukan kali pertama kebuntuan politik terjadi di Lebanon. Hariri pernah mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Oktober 2019 menyusul protes anti-pemerintah di seluruh negeri. Namun selang setahun kemudian, Hariri diangkat kembali dan membentuk pemerintahan yang akan memberlakukan reformasi ekonomi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: