Lewat unggahan di Telegram pada Kamis (15/7), mantan Presiden AS itu dengan tegas menolak rumor tersebut.
"Meski terdapat penipuan dan penyimpangan pemilih besar-besaran selama Pilpres 2020, yang sekarang kita lihat terjadi di negara-negara yang sangat besar dan penting, saya tidak pernah mengancam, atau berbicara, kepada siapa pun, mengenai kudeta," tegas Trump.
Alih-alih, Trump justru mengejek ketua Kapala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley yang disebut telah membuat rumor tersebut. Ia mengatakan, jika memang ingin melakukan kudeta, orang terakhir yang ingin ia kudeta adalah Milley.
"Sangat konyol! Maaf, saya beritahu Anda, pemilu adalah bentuk 'kudeta' saya," sambung Trump.
"Saya tidak suka kudeta!" tekannya.
Trump mengatakan, Milley telah meminta maaf karena membuat rumor besar, alih-alih melindungi Presiden AS.
Sebelumnya,
CNN menerbitkan kutipan dari buku "I Alone Can Fix It" yang ditulis reporter Washington Post, Carol Leonning dan Philip Rucker. Kutipan itu mengklaim Milley dan pejabat tinggi militer lainnya membuat rencana menentang upaya kudeta yang dilakukan Trump dan sekutunya.
"Mereka mungkin mencoba, tetapi mereka tidak akan berhasil," ujar Milley kepada petugas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: