Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ungkap Bela Sungkawa, Presiden Ramaphosa Akui Negara Tidak Siap Hadapi Kerusuhan Hingga Banyak Korban Berjatuhan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 17 Juli 2021, 08:39 WIB
Ungkap Bela Sungkawa, Presiden Ramaphosa Akui Negara Tidak Siap Hadapi Kerusuhan Hingga Banyak Korban Berjatuhan
Presiden Cyril Ramaphosa/Net
rmol news logo Presiden Cyril Ramaphosa mengakui bahwa negara itu mengalami kerusakan parah setelah kerusuhan berhari-hari, menandakan ketidaksiapan dan lemahnya pertahanan negara. Namun begitu ia memuji peran aparat yang gagah berani berjuang mengatasi kekerasan.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pemerintah, Ramapohosa mengatakan ketidaksiapan itu harus segera dibenahi  untuk ke depannya, dan bahwa negara harus memperketat sistem keamanan agafr peristiwa seruap tidak terjadi.

"Sementara kami memuji tindakan berani pasukan keamanan kami di lapangan, kami harus mengakui bahwa kami tidak memiliki kemampuan dan rencana untuk merespons dengan cepat dan tegas," katanya  pada Jumat (16/7) malam usai mengunjungi beberapa wilayah di KwaZulu-Natal -lokasi terparah yang terkena dampak kerusuhan.

Ramaphosa memaparkan bahwa aparat dihadapkan pada situasi yang sulit. Di satu sisi harus memberantas kerusuhan dan menindak tegas, di sisi lain ia tidak boleh gegabah dan salah sasaran untuk melindungi warganya.

Beruntung, saat personel keamanan tambahan dikerahkan, akhirnya kerusuhan berhasil diredam.  

Ramaphosa mengatakan kekerasan, yang melanda sebagian wilayah Afrika Selatan terutama di KwaZulu-Natal adalah serangan yang disengaja dan terkoordinasi terhadap demokrasi Afrika Selatan.

Tujuannya adalah melumpuhkan ekonomi dan menyebabkan ketidakstabilan sosial, menurut Ramaphosa. Dengan dalih keluhan politik, mereka yang berada di balik tindakan ini telah berusaha untuk memprovokasi pemberontakan rakyat.

Kerusuhan yang berlangsung lebih dari enam hari yang dipicu oleh protes penahanan mantan presiden Jacob Zuma, telah menewaskan sedikitnya 212 orang tewas. Korban terbanyak berada di KwaZulu-Natal.

Ramaphosa mengatakan polisi sedang menyelidiki siapa di balik kerusuhan itu serta 131 kasus pembunuhan yang terjadi di tengah kerusuhan.
 
"Kami berpandangan bahwa pengerahan pasukan keamanan telah bekerja sama dengan baik bersama komunitas dan mitra sosial di seluruh negeri, sehingga berhasil memulihkan ketertiban dan mencegah kekerasan lebih lanjut," kata orang nomor satu Afrika selatan itu.

Ramaphosa juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para korban dan keluarga tokoh terkemuka yang meninggal baru-baru ini, termasuk Michael Zuma, adik mantan presiden Jacob Zuma. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA