Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ratusan Tewas Dan Ribuan Hilang Dalam Bencana Banjir Di Eropa Barat, Belgia Tetapkan Hari Berkabung Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 17 Juli 2021, 11:48 WIB
Ratusan Tewas Dan Ribuan Hilang Dalam Bencana Banjir Di Eropa Barat, Belgia Tetapkan Hari Berkabung Nasional
Mobil dan bangunan terendam di Belgia setelah hujan lebat menyebabkan banjir besar di negara itu/Net
rmol news logo Lebih dari seratus orang dinyatakan tewas dalam bencana banjir bandang akibat curah hujan tinggi yang telah melanda beberapa negara Eropa barat dalam beberapa hari terakhir. Fasilitas umum, rumah, dan gedung-gedung hancur.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan pada Jumat (16/7), bahwa beberapa negara di Eropa Barat mengalami curah hujan hingga dua bulan dalam dua hari. Di antara negara yang paling terpengaruh adalah Jerman, Belgia, Belanda dan Luksemburg.

Di beberapa wilayah Jerman barat dan selatan, hujan lebat yang terus menerus telah menciptakan banjir bandang yang merusak seluruh fasilitas dan rumah-rumah.

Hingga Jumat (16/7) sore waktu setempat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 103 dan ratusan dinyatakan hilang, menurut pihak berwenang setempat, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (17/7).

Negara bagian federal Rhine-Westphalia Utara dan Rhineland-Palatinate menjadi wilayah yang sangat terpukul, dengan masing-masing mencatat 43 orang dan 60 orang tewas.

Distrik Ahrweiler memperkirakan sekitar 1.300 warganya hilang, sementara sekitar 3.500 dirawat di fasilitas perawatan.

Kementerian Pertahanan Jerman telah mengeluarkan peringatan bencana militer pada hari Jumat, mengerahkan lebih dari 850 tentara untuk pekerjaan penyelamatan dan jumlahnya terus meningkat.

"Curah hujan ekstrem seperti hujan lebat yang membanjiri bagian barat Jerman minggu ini kemungkinan akan menjadi lebih sering karena pemanasan global," kata pakar Jerman Stefan Rahmstorf, kepala Analisis Sistem Bumi di Institut Penelitian Dampak Iklim (PIK) Potsdam.

Di Belgia, pemerintah telah menetapkan hari berkabung nasional pada 20 Juli, untuk mengenang para korban cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir. Dua puluh satu orang tewas dan 18 dilaporkan hilang pada Jumat, setelah banjir bandang yang menyebabkan sungai meluap di selatan dan timur negara itu.

Di kota Verviers, dekat kota Liege, bencana banjir menenggelamkan pusat kota, menjungkirbalikkan mobil dan merusak rumah dan toko di sepanjang jalan raya.

"Hujan lebat di beberapa wilayah di Belgia seperti Luksemburg, Namur, Liege dan Limbourg cocok dengan apa yang diprediksi model iklim ketika Bumi memanas, menunjukkan hubungan langsung dengan pemanasan global," tulis mingguan Belgia Le Vive dalam laporannya pada Jumat.

Di negara tetangga mereka, Belanda, 10.700 orang telah dievakuasi di Venlo, sebelah utara provinsi Limburg, Belanda selatan pada hari Jumat. Itu dilakukan sebagai tindakan pencegahan karena tingkat air yang tinggi dan kekhwatiran akan datangnya banjir.

Pemerintah Belanda telah secara resmi menetapkan banjir di Limburg sebagai bencana nasional, sehingga para korban dapat memperoleh kejelasan tentang apakah kerusakan mereka akan diganti oleh pemerintah jika asuransi mereka tidak menanggungnya.

Raja Belanda Willem-Alexander telah mengunjungi kota itu dan menyebut situasi di Limburg "memilukan".

Di bagian Eropa barat lainnya, tepatnya di Swiss, pemerintah telah mengeluarkan peringatan banjir maksimum di bagian tengah negara itu karena curah hujan yang terus-menerus. Pada hari Jumat, Danau Lucerne, Danau Thun, dan Danau Biel tetap berada pada tingkat peringatan banjir tertinggi (5) setelah curah hujan yang terus menerus dan intens sepanjang minggu.

Situs web Swissinfo melaporkan bahwa kota-kota besar seperti Basel dan Bern juga menghadapi risiko banjir yang tinggi, dengan laju aliran Sungai Aa mencapai 540 meter kubik per detik, mendekati level 600 yang tercatat dalam banjir besar tahun 2005.

Di Prancis, layanan meteorologi negara itu mengeluarkan peringatan bahwa curah hujan yang terus menerus membasahi tanah, menempatkan Prancis pada risiko banjir. Saat ini, sudah ada 13 provinsi di Prancis utara dan timur telah ditempatkan dalam status siaga banjir. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA