Dikutip dari
Reuters, Hopkins terbang ke Sydney untuk tampil dalam program reality show Seven Network Ltd, Big Brother VIP. Berdasarkan aturan, semua kedatangan ke Australia harus menyelesaikan karantina hotel selama dua pekan.
Namun komentator sosial itu memicu kemarahan publik ketika mengunggah video di Instagram ketika dia bercanda membuka pintu tanpa masker untuk menerima makanan yang ia pesan selama berada di karantina hotel.
Menurut aturan, semua orang harus mengenakan masker sebelum makanan dikirim, kemudian menunggu 30 detik untuk mengambil makanan demi menghindari penularan.
Walau video tersebut sudah dihapus dari akun media sosialnya, namun publik sudah terlanjur dibuat geram. Terlebih dengan situasi Australia yang berusaha keras membatasi pelancong masuk. Bahkan warga negara asing tidak diizinkan masuk, kecuali diberi dispensasi khusus.
Kemarahan publik itu kemudian membuat Menteri Dalam Negeri Australia Karen Andrews memerintahkan peninjauan keputusan pemberian visa untuk Hopkins.
Kemudian pada Senin (19/7), Andrews memutuskan bahwa pemerintah akan mendeportasi wanita 46 tahun tersebut.
"Semua pemegang visa harus mematuhi arahan kesehatan yang dikeluarkan oleh pejabat kesehatan kami. Kami tidak akan mentolerir mereka yang tidak melakukannya," kata Andrews.
"Kami akan mendeportasinya ke luar negeri segera setelah kami dapat mengaturnya," tambah dia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.