Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (18/7), Jurubicara Otoritas Palestina (PA), Nabil Abu Rudeineh mengatakan tindakan Israel berbahaya dan telah merusak keamanan dan stabilitas kawasan, serta menyeret kawasan ke dalam perang agama.
"Pembangkangan kepada rakyat Palestina dan mengabaikan posisi internasional, terutama posisi Amerika, yang menuntut Israel untuk mempertahankan status quo di Yerusalem Timur," ujarnya, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Pada Minggu, ratusan pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di tengah ketegangan atas rencana kelompok pemukim untuk menyerbu situs dalam peringatan Tisha B'Av atau hari duka nasional.
Apa yang disebut Gerakan Kedaulatan di Israel juga bersiap untuk mengorganisir pawai untuk pemukim di sekitar tembok Kota Tua Yerusalem pada hari yang sama.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah tersebut sebagai Temple Mount, mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
BERITA TERKAIT: