Surat kabar lokal, Asahi, melaporkan, Toyota tidak akan menayangkan iklan TV terkait Olimpiade. CEO Toyota Motor, Akio Toyoda, juga tidak akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade pada Senin (19/7).
Selain Toyota, puluhan perusahaan yang menjadi sponsor Olimpiade Tokyo juga merasakan keraguan serupa.
Sekitar 60 perusahaan Jepang telah memberikan lebih dari 3 miliar dolar AS untuk hak sponsorship Olimpiade Tokyo. Namun saat ini mereka menghadapi dilema karena acara olahraga dua tahun sekali itu mendapatkan banyak penolakan di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang melanda Jepang.
Sebuah survei Asahi menyebut, dua dari tiga orang di Jepang mengaku ragu bahwa Olimpiade Tokyo dapat digelar dengan aman dan terjamin di tengah pandemi Covid-19.
Dalam jajak pendapat tersebut, 68 persen responden menyatakan keraguan tentang kemampuan penyelenggara Olimpiade untuk mengendalikan infeksi Covid-19, dengan 55 persen langsung menolak berlangsungnya Olimpiade.
Dari 1.444 orang yang ditelepon, tiga perempatnya setuju dengan langkah pemerintah untuk melarang adanya penonton selama Olimpiade.
Selama Olimpiade berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus, Jepang telah menempatkan Tokyo ke dalam status keadaan darurat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Rendahnya dukungan publik atas gelaraan pesta olahraga Olimpiade Tokyo 2020 menjadi perhatian tersendiri bagi Toyota, sebagai salah satu sponsor. 
