Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Studi: Angka Kematian Sebenarnya Akibat Covid-19 Di India Bisa Mencapai Jutaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 20 Juli 2021, 14:52 WIB
Studi: Angka Kematian Sebenarnya Akibat Covid-19 Di India Bisa Mencapai Jutaan
Pandemi Covid-19 yang terjadi di India telah merenggut lebih dari empat juta jiwa/Net
rmol news logo Pandemi Covid-19 yang terjadi di India telah merenggut lebih dari empat juta jiwa.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu bunyi penelitian terbaru yang dirilis oleh Center for Global Development yang berbasis di Amerika Serikat pada Selasa (20/7).

Angka ini jauh lebih besar daripada angka kematian resmi yang dikonfirmasi oleh pemerintah India. Sejauh ini, negeri Bollywood secara resmi mencatat lebih dari 414 ribu kematian akibat Covid-19.

Para peneliti dari Center for Global Development menggunakan tiga sumber data berbeda untuk memperkirakan kelebihan kematian semua penyebab kematian di India India selama pandemi hingga 21 Juni 2021 lalu.

Mereka mengekstrapolasi pendaftaran kematian dari tujuh negara bagian, yang mencakup setengah dari populasi India. India melakukan survei kematian tahunan tetapi hanya menerbitkan angka hingga 2019.

Kedua, para peneliti menerapkan perkiraan internasional tingkat kematian infeksi spesifik usia, seperti jumlah orang yang meninggal karena virus corona, ke data dari dua tes antibodi di seluruh negeri, yang juga disebut survei sero.

Ketiga, mereka melihat survei konsumen India terhadap 868 ribu individu di 177 ribu rumah tangga yang juga mencatat apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam empat bulan terakhir.

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa kelebihan kematian diperkirakan berada di kisaran 3,4 juta hingga 4,7 juta. Atau sekitar 10 kali lebih tinggi dari angka kematian resmi Covid-19 di India.

Angka ini juga jauh lebih tinggi daripada perkiraan lain oleh ahli epidemiologi, yang percaya bahwa kematian berlebih di India lima mencapai tujuh kali lebih tinggi daripada angka resmi.

Meski begitu, salah seorang penulis penelitian yakni Arvind Subramanian, yang juga merupakan mantan kepala penasihat ekonomi India, menjelaskan bahwa tidak semua kematian ini disebabkan oleh Covid-19 dan perkiraan jumlah kematian sebenarnya oleh penyakit ini akan sulit diberikan.

Meskipun data tentang berapa banyak orang yang meninggal dalam pandemi tidak merata, namun para peneliti melihat data tentang tingkat infeksi, berdasarkan banyak survei sero untuk mendapatkan perkiraan rata-rata kematian.

Mereka mengambil angka infeksi India dan menerapkan perkiraan dari studi internasional tentang kemungkinan kematian setelah infeksi Covid-19.

Para peneliiti melakukan penelitian tersebut dengan setiap kelompok usia yang berbeda. Mereka menerapkan perkiraan internasional tentang tingkat kematian infeksi Covid-19 pada usia tertentu dengan jumlah infeksi di antara orang India dalam kelompok usia itu.

Subramanian menjelaskan, data tersebut menyiratkan bahwa sekitar empat juta orang telah meninggal dalam pandemi di India.

"Dua dari tiga perkiraan kami mengukur semua penyebab kematian dan bukan kematian akibat Covid-19. Ukuran kedua kami sedikit lebih dekat dengan jumlah kematian Covid-19 (sebenarnya), tetapi itu hanya satu dari tiga perkiraan," jelasnya, seperti dikabarkan BBC.

Subramanian menambahkan, dia dan para peneliti lainnya, termasuk Justin Sandefur dari Pusat Pengembangan Global dan Abhishek Anand dari Universitas Harvard, juga mengatakan bahwa gelombang pertama tahun lalu tampaknya lebih mematikan daripada yang diyakini secara umum.

Meski begitu, secara garis besar mereka meyakinni bahwa terlepas dari sumber dan perkiraannya, kematian aktual selama pandemi Covid-19 kemungkinan jauh lebih besar daripada jumlah resmi.

"Kematian yang sebenarnya mungkin dalam beberapa juta, bukan ratusan ribu, membuat ini bisa dibilang sebagai tragedi kemanusiaan terburuk di India sejak pemisahan dan kemerdekaan," jelasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA