Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menkes India Kecam Pemerintah Pusat Yang Sembunyikan Kematian Covid-19 Akibat Kekurangan Oksigen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 21 Juli 2021, 21:07 WIB
Menkes India Kecam Pemerintah Pusat Yang Sembunyikan Kematian Covid-19 Akibat Kekurangan Oksigen
Warga India ketika mengantre untuk mendapatkan oksigen di tengah gelombang kedua Covid-19/Net
rmol news logo Menteri Kesehatan Delhi Satyendar Jain mengecam pemerintah karena telah menyembunyikan fakta terkait kematian pasien Covid-19 karena kekurangan oksigen selama gelombang kedua beberapa bulan lalu.

Kecaman itu merupakan tanggapan atas pernyataan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi pada 20 Juli kepada parlemen yang menyatakan tidak ada nyawa yang hilang karena kelangkaan oksigen di India.

"Jika tidak ada kematian karena kekurangan oksigen, lalu mengapa rumah sakit pergi ke Pengadilan Tinggi mengeluh kekurangan? Klaim pemerintah ini sepenuhnya salah. Kekurangan oksigen menyebabkan banyak kematian, termasuk di Delhi," ujar Jain.

India diterjang gelombang kedua Covid-19 yang menewaskan puluhan ribu orang pada April hingga Mei. Ketika itu, beberapa rumah sakit memberikan peringatan kepada pemerintah bahwa mereka kekurangan oksigen.

Di media sosial, foto dan video dari rumah sakit penuh sesak dan warga berusaha mendapatkan oksigen menjadi viral.

Pada 5 Mei, Pengadilan Tinggi Allahabad India menuduh pihak berwenang India menjadi bagian dari "genosida" karena gagal memastikan rantai pasokan oksigen.

Menanggapi kehebohan itu, kementerian kesehatan federal mengatakan kepada Majelis Tinggi dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa mereka belum menerima informasi apa pun dari negara bagian tentang pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit karena kekurangan oksigen.

Alih-alih kekurangan oksigen, para pasien Covid-19 disebut meninggal karena gagal jantung.

Selain Jain, klaim pemerintah federal juga membuat geram publik. Mereka yang sempat kesulitan mencari oksigen mengungkap bagaimana kondisi di lapangan.

"Apakah ini lelucon? Lupakan permintaan maaf atas salah urus Covid-19, dan sekarang mereka menyangkal tidak ada yang meninggal karena kekurangan oksigen? Saya duduk tidak berdaya ketika ayah saya menghembuskan napas terakhirnya di depan mata pada 26 April," ujar Piyush Singh.

"Saya putus asa untuk mendapatkan oksigen untuk ibu saya. Saya akhirnya ditipu sebesar 20 ribu rupe oleh penipu yang berpura-pura menjadi penjual oksigen. Kakak laki-laki saya harus menempuh jarak beberapa kilometer ke pusat distribusi oksigen dan berdiri dalam antrean panjang selama berjam-jam," timpal A Kataria dari Gurugram. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA