Mengutip sumber,
Times of Israel pada Kamis (22/7) melaporkan, pembukaan konsulat akan dilakukan setelah Israel menyetujui anggarannya.
Keputusan itu diambil untuk mencegah destabilisasi pemerintahan Israel, khususnya di bawah pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett yang masih tarik ulur dengan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta anggota kabinetnya.
Pemerintah Israel sendiri kemungkinan tidak akan mengesahkan anggaran setidaknya hingga awal November, waktu yang penting bagi Bennett untuk mempertahankan kekuasannya hingga setahun lagi.
Jika anggaran tidak disahkan, pemerintahan Bennett akan berantakan, dan Israel kemungkinan akan menggelar putaran baru pemilu.
Konsulat AS di Yerusalem sendiri memiliki fungsi untuk menangani hubungan Washington dengan Palestina.
Sebuah laporan menyebut penundaan pembukaan merupakan hasil lobi dari kantor perdana menteri Israel.
Pejabat Palestina mengatakan pihaknya setuju dengan penundaan pembukaan, selama konsulat akan dibuka setelah Israel menyetujui anggarannya.
Namun, sementara itu, diskusi mengenai siapa yang akan memimpin konsulat sedang berlangsung di Departemen Luar Negeri AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: