“Vaksin ini terbukti sangat efektif melawan varian Delta. Respon antibodi terhadap varian delta dan antibodi penawar mirip dengan tingkat yang terlihat setelah infeksi alami,†kata Universitas di situsnya, seperti dikutip dari Global Times, Kamis (22/7).
Menurut penelitian, 95 persen orang yang menerima dua dosis vaksin Sinopharm telah mengembangkan antibodi yang serupa dengan orang yang terinfeksi secara alami. Studi menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Sinopharm menghasilkan antibodi penetralisir pada 81,25 persen penerima dan tingkat antibodi ini serupa dengan apa yang akan terjadi setelah selamat dari infeksi alami Covid-19.
Penelitian terbaru di Sri Lanka tersebut mendapat apresiasi dari pemerintah China.
“Ada semakin banyak suara rasional dan ilmiah yang membela kemanjuran vaksin China,†kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers nya.
Menurut Zhao, China telah menyediakan lebih dari 500 juta dosis vaksin ke lebih dari 100 negara dan organisasi di seluruh dunia, dan para pemimpin dari 30 negara telah secara terbuka diinokulasi dengan vaksin tersebut.
Misalnya, Presiden Serbia Aleksandar Vucic yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid19 yang dibuat oleh produsen China Sinopharm pada awal April.
Sebagai peserta aktif dan pendukung program COVAX, perusahaan China berusaha keras untuk mengamankan produksi dan diproyeksikan untuk menyediakan 110 juta dosis dalam empat bulan ke depan. Dua jenis vaksin China telah diakui dan disetujui untuk penggunaan darurat oleh WHO.
“China bersedia bekerja dengan komunitas internasional dan menyediakan vaksin yang aman dan efektif bagi dunia, terutama negara berkembang,†kata Zhao.
“Negara ini mendorong kerja sama anti-epidemi global yang kuat, untuk mengalahkan pandemi sesegera mungkin,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: