Keterangan tersebut disampaikan saat Burns melakukan wawancara bersama National Public Radio (NPR) pada Kamis (27) waktu setempat.
Kepada NPR, Burns mengatakan bahwa dirinya telah mendukung upaya agensinya untuk menentukan penyebab sindrom tersebut dan apa atau siapa yang bertanggung jawab.
Burns membenarkan bahwa dia telah menunjuk seorang perwira senior yang pernah memimpin perburuan Osama bin Laden untuk mengepalai satuan tugas yang menyelidiki sindrom tersebut. Ia mengatakan telah melipatgandakan ukuran tim medis yang terlibat dalam penyelidikan.
"Badan tersebut juga telah mempersingkat dari delapan minggu menjadi dua minggu waktu bagi orang-orang yang berafiliasi dengan CIA harus menunggu untuk masuk ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed," Burns kepada NPR dalam wawancara pertamanya sejak menjadi direktur CIA pada bulan Maret.
"Ini adalah kewajiban besar saya memikirkan pemimpin mana pun untuk menjaga rakyat Anda dan itulah yang saya bertekad untuk lakukan," lanjutnya.
Sindrom Havana, dengan gejala seperti pusing, mual, migrain, dan gangguan ingatan, dinamakan demikian karena pertama kali dilaporkan oleh pejabat AS yang berbasis di kedutaan AS di Kuba pada 2016.
Burns mencatat bahwa panel Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS pada bulan Desember menemukan bahwa teori yang masuk akal adalah bahwa sinar 'energi terarah' menyebabkan sindrom tersebut.
"Ada kemungkinan yang sangat kuat bahwa sindrom itu sengaja diciptakan, dan dalam hal ini Rusia yang bertanggung jawab," katanya, seraya menambahkan bahwa dia menahan kesimpulan definitif sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Moskow sendiri sudah membantah tudingan Burns itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: