Bahkan dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Sabtu (24/7), Macron menuntut penjelasan resmi atas kabar tersebut.
Dilaporkan
Channel 12, Macron mengungkap ketidaknyamannya kepada Bennett atas laporan bahwa ponselnya telah disusupi oleh alat mata-mata buatan perusahaan Israel, NSO Group.
Menanggapi hal tersebut, Bennett berjanji untuk melakukan penyelidikan tingkat tinggi atas kasus tersebut. Namun ia juga menggarisbawahi bahwa insiden tersebut terjadi sebelum ia menjabat.
Berdasarkan investigasi dari sejumlah media dan organisasi, Pegasus telah digunakan untuk meretas ponsel para politisi, jurnalis, aktivis hak asasi manusia, hingga pengacara.
Di antara target-target yang terbongkar, terdapat nama sejumlah pemimpin negara, termasuk Macron. Nomor ponsel Macron sendiri ada dalam daftar target intelijen Maroko.
Adapun Pegasus sendiri digunakan oleh setidaknya 10 negara, termasuk Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Azerbaijan, Hungaria, India, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pegasus dilaporkan dapat mengubah ponsel menjadi perangkat pengawasan di mana pesan, kamera, rekaman audio, dan aplikasi dapat diakses.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.