Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cuitan "Jangan Takut Virus" Jadi Heboh, Menkes Inggris Minta Maaf

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 26 Juli 2021, 10:25 WIB
Cuitan "Jangan Takut Virus" Jadi Heboh, Menkes Inggris Minta Maaf
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid/Net
rmol news logo Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid akhirnya meminta maaf setelah cuitannya di Twitter menimbulkan kontroversi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Akhir pekan lalu, tepatnya Sabtu (24/7), Javid membuat cuitan di Twitter pribadinya, memberi informasi bahwa dirinya telah pulih dari Covid-19.

Dalam cuitan tersebut, ia juga mengajak orang-orang untuk disuntik vaksin Covid-19, agar mereka hidup berdampingan dan tidak takut pada virus.

"Tolong, jika Anda belum, dapatkan vaksinasi, karena kita belajar untuk hidup berdampingan, daripada takut, dengan virus ini," cuitnya.

Namun tulisan tersebut memicu reaksi keras di publik Inggris, dengan menganggap Javid tidak memiliki empati terhadap banyaknya korban Covid-19.

Wakil Pemimpin Partai Buruh, Angela Rayner, menyebut penggunaan kata "cower" atau takut yang digunakan Javid tidaklah tepat.

"127.000 orang telah meninggal karena virus ini, puluhan ribu di antaranya masih akan ada di sini jika bukan karena kegagalan pemerintahan Anda. Jadi, beraninya Anda merendahkan orang karena berusaha menjaga diri mereka sendiri dan keluarga mereka tetap aman," ujarnya.

Kemudian pada Minggu (25/7), Javid menyampaikan permintaan maafnya dan menghapus cuitan tersebut.

"Saya mengungkapkan rasa terima kasih bahwa vaksin membantu kita melawan sebagai masyarakat, tetapi itu adalah pilihan kata yang buruk dan saya dengan tulus meminta maaf," ujar Javid, seperti dikutip Reuters.

"Seperti banyak orang, saya telah kehilangan orang yang saya cintai karena virus yang mengerikan ini dan tidak akan pernah meminimalkan dampaknya," sambungnya.

Javid diketahui baru menjabat sebagai menteri kesehatan sejak bulan lalu, setelah pendahulunya Matt Hancock mengundurkan diri karena melanggar aturan Covid-19 dengan skandal mencium ajudannya di kantor.

Sementara itu, Inggris merupakan salah negara yang memiliki angka kematian tertinggi di dunia.

Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson baru-baru ini mengumumkan strategi baru untuk memerangi virus, yaitu membuka masyarakat dengan kehidupana normal baru. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA