Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakar: Penolakan Beijing Terhadap Penyelidikan Asal-usul Covid-19 Memperkuat Spekulasi Virus Corona Berasal Dari China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 27 Juli 2021, 10:12 WIB
Pakar: Penolakan Beijing Terhadap Penyelidikan Asal-usul Covid-19 Memperkuat Spekulasi Virus Corona Berasal Dari China
Institut Virologi Wuhan, China/Net
rmol news logo Para pakar kesehatan menyayangkan keputusan China yang telah menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan penyelidikan asal-usul Covid-19 fase kedua.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus baru-baru ini sudah mengurai rencana penyelidikan Covid-19 fase kedua di China. Penyelidikan itu merupakan tindak lanjut dari penyelidikan WHO pertama pada awal tahun yang menolak SARS-CoV-2 berasal dari kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan.

Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China Zeng Yixin menegaskan pihaknya menolak rencana yang menurut mereka tidak masuk akal.

Alih-alih, Zeng menyebut Covid-19 kemungkinan berasal dari tempat lain, dan bukan China.

Menanggapi hal tersebut, para ahli mengatakan, penolakan akses penyelidikan ke Wuhan, pusat pertama wabah Covid-19, justru semakin memperdalam kecurigaan bahwa China menutupi kemungkinan bahwa virus tersebut telah sengaja direkayasa.

"Kita sudah punya dua pandemi virus corona yang muncul dari China, dan kemungkinan besar kita akan memiliki pandemi virus corona lain dari China. Jadi (penyelidikan di China) adalah kesempatan terbaik untuk mengetahui bagaimana virus ini menular dari kelelawar ke manusia," ujar Dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, Peter Hotez.

"Kita tidak bisa melakukan ini tanpa pergi ke China. Tidak mungkin Anda bisa sampai ke dasar ini dari jarak 5.000 mil," tambahnya, seperti dimuat Politico.

Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota, Michael Osterholm juga menekankan bahwa penolakan China terhadap penyelidikan tidak dapat dibenarkan.

“Saya pikir apa yang diminta (WHO) sangat masuk akal,” kata Osterholm.

Senada dengan Hotez, Osterholm juga berpendapat bahwa penolakan China terhadap penyelidikan akan memicu spekulasi konspirasi bahwa SARS-CoV-2 merupakan virus buatan manusia yang dilepas dengan sengaja.

Tanpa Penyelidikan, China Membiarkan Virus Corona Menang

Bukan hanya di kalangan para pakar, penolakan China terhadap penyelidikan juga menuai kritik di antara politisi dan pejabat

Ami Bera dari Partai Republik mengatakan penolakan China tidak dapat diterima. Menurutnya, dunia harus menuntut China atas analisis yang komprehensif, transparan, dan independen tentang asal-usul COVID-19.”

Administrator UNDP, Achim Steiner sendiri menyoroti kesalahan nada komunikasi WHO, khususnya Tedros, dengan China sehingga Beijing memiliki interpretasi lain.

"Menjadi kepala badan PBB, ketika saya berbicara dengan China, ketika saya berbicara dengan AS, saya tidak berbicara dengan menendang pintu dan memberi tahu salah satunya ‘ini yang harus Anda lakukan,'” ujarnya.

Menurut profesor kesehatan masyarakat dan hak asasi manusia Desmond M. Tutu di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins, Chris Beyrer, penolakan China terhadap penyelidikan sangat bermasalah dan menghambat upaya melawan Covid-19.

"Kita sedang berjuang melawan kemenangan virus ini. Tetapi apa yang selalu ingin kami lakukan adalah mencegah pandemi (di masa depan) dan untuk melakukan itu Anda perlu tahu bagaimana hal ini muncul dan menjadi sangat beradaptasi dengan penyebaran manusia ke manusia," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA