Hal itu ditegaskan oleh Dutabesar Kerajaan Maroko untuk Indonesia, H.E. Ouadia Benabdellah dalam pidatonya untuk memperingati 22 tahun Kenaikan Takhta Raja Mohammed VI, yang diselenggarakan secara daring pada Jumat (30/7).
"Pada kesempatan ini, Kerajaan Maroko menegaskan kembali dukungan terhadap hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka beribukotakan Al-Quds Sharqiya, sebagaimana Kerajaan Maroko menegaskan kembali dukungannya terhadap penegakan proses perdamaian dan meja perundingan yang sungguh-sungguh bertujuan untuk menegakkan perdamaian yang adil dan abadi dalam bingkai solusi dua negara," terang Dubes Benabdellah dalam pidato yang juga ditayangkan melalui saluran YouTube resmi Kedubes Maroko di Jakarta.
Dia juga menekankan kembali komitmen Raja Mohammed VI dalam kepemimpinannya di Komite Al-Quds.
"Maroko tetap dan terus menekankan pentingnya pelestarian status hukum serta kesucian kota Al-Quds Sharqiya sebagai ruang bagi penganut ketiga agama monoteisme untuk hidup berdampingan secara damai," terangnya.
Penegasan tersebut agaknya membantah asumsi negatif banyak pihak yang memandang sebelah mata Maroko setelah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu. Saat itu, banyak pihak yang mempertanyakan komitmen Maroko terhadap perdamaian Palestina.
Meski begitu, Kerajaan Maroko kerap menegaskan dalam banyak kesempatan bahwa negara itu tetap memegang teguh komitmen untuk mendukung proses perdamaian Israel-Palestina dengan bingkai solusi dua negara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: