Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bangladesh Kembali Buka Pabrik Garmen, Ratusan Ribu Pekerja Berbondong Ke Pusat Industri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Sabtu, 31 Juli 2021, 18:16 WIB
Bangladesh Kembali Buka Pabrik Garmen, Ratusan Ribu Pekerja Berbondong Ke Pusat Industri
Pemerintah Bangladesh mengatakan 4.500 pabrik garmen di negara itu, yang mempekerjakan lebih dari empat juta orang, dapat dibuka kembali mulai Minggu, memicu kesibukan kembali ke kota-kota industri/AFP
rmol news logo Ratusan ribu pekerja garmen Bangladesh bergegas kembali ke kota-kota besar pada akhir pekan ini (Sabtu, 31/7). Banyak dari mereka yang berangkat dari desa atau daerah pinggiran dan memadati stasiun kereta api dan bus.

Hal itu terjadi setelah pemerintah mengatakan bahwa pabrik ekspor dapat dibuka kembali meskipun masih ada kekhawatiran akan gelombang baru penularan virus corona.

Diketahui bahwa Bangladesh menetapkan penguncian nasional mulai dari 23 Juli hingga 5 Agustus mendatang demi mengerem penularan virus corona. Dengan penguncian nasional itu, pihak berwenang telah memerintahkan pabrik, kantor, transportasi, dan toko tutup.

Namun karena ekonomi Bangladesh sangat terpukul oleh pandemi, pemerintah setempat pun membuat pengecualian untuk pabrik-pabrik yang memasok merek-merek top di Eropa dan Amerika Utara dari perintah penguncian nasional.

Dengan demikian sekitar 4.500 pabrik garmen di negara itu, yang mempekerjakan lebih dari 4 juta orang, dapat dibuka kembali mulai hari Minggu (1/8). Keputusan itu memicu kesibukan kembali ke kota-kota industri.

Di sisi lain, pemilik pabrik garmen juga telah memperingatkan konsekuensi "bencana" jika pesanan untuk merek asing tidak diselesaikan tepat waktu.

"Merek (asing) akan mengalihkan pesanan mereka ke negara lain," kata wakil presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Pakaian Rajut Bangladesh Mohammad Hatem, seperti dikabarkan AFP.

Dia juga mengatakan, pesanan ekspor senilai hingga 3 miliar dolar AS berisiko jika pabrik tetap tutup.

Oleh karena itu, ratusan ribu pekerja pabrik dari desa atau daerah pinggiran kembali ke lokasi industri.

Bangladesh sendiri diketahui merupakan pengekspor garmen terbesar kedua di dunia setelah China. Industri garmen itu telah menjadi tumpuan perekonomian negara berpenduduk 169 juta jiwa itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA