Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Satukan Kekuatan Lawan China, AS akan Berbagi Big Data Rahasia dengan Inggris

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 01 Agustus 2021, 07:21 WIB
Satukan Kekuatan Lawan China, AS akan Berbagi Big Data Rahasia dengan Inggris
Militer Inggris dan Amerika Serikat/Net
rmol news logo Amerika Serikat (AS) tampaknya tengah mengumpulkan pasukan untuk melawan China. Pentagon bahkan dikabarkan tengah mempertimbangkan akses bagi sekutunya, Inggris, untuk mendapatkan data rahasia.

Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal John Hyten mengungkap, Pentagon berupaya untuk meningkatkan interoperabilitas dengan pasukan-pasukan sekutu dalam skenario yang melibatkan konfrontasi dengan China.

Salah satu caranya adalah memberikan akses pasukan sekutu ke cloud yang berisi data rahasia militer AS.

Langka tersebut diambil setelah AS melakukan simulasi perang sebagai tanggapan atas serangan China ke Taiwan. Dalam simulasi, AS kalah dengan menyedihkan karena tidak dapat bekerja secara efektif bersama sekutunya.

Walau begitu, Pentagon menegaskan, tidak semua informasi rahasia akan dibagikan. Pihaknya juga akan melabeli informasi-informasi tertentu yang tidak dapat diakses sekutu.

"Kami harus mengatasi masalah ini. Bahkan jika kami melakukannya, kami masih memiliki label "SECRET NOFORN (No Foreign Nationals)". Bahkan sekutu terdekat kami tidak dapat masuk ke sistem rahasia SIPRnet," jelas Hyten, seperti dimuat Sputnik.

Nantinya, Hyten menjelaskan, sistem cloud akan mengumpulkan data intelijen dari pasukan dan unit AS di satu tempat. Selain itu, sistem itu juga akan diperbarui agar kebal terhadap upaya peretasan China.

Data hanya dapat diakses menggunakan login biometrik pribadi.

Selain itu, Pentagon juga dikabarkan akan merombak seluruh konsep berperang denagn China. Strategi AS adalah melakukan serangan dan menghilang secepat meungkin agar dapat bertahan dari serangan balasan musuh.

Sementara itu, data rahasia militer AS sendiri pada dasarnya pernah mengalami kebocoran hebat pada 2010, menjadi insiden paling memalukan dalam sejarah Pentagn.

Ketika itu, seorang analis intelijen militer AS, Chelsea Manning, membocorkan ratusan ribu catatan perang AS di Afghanistan dan Irak, serta kabel Departemen Luar Negeri, ke WikiLeaks dan pendirinya, Julian Assange.

Dokumen tersebut mengungkapkan beberapa kasus yang diduga merupakan kejahatan perang dan pelanggaran oleh anggota militer AS, serta membuka kabel diplomatik AS yang sangat sensitif. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA