Pakar panyakit menular Rumah Sakit Universitas Jenewa, Didier Pittet mengungkap, pada tahun 2013, spelologists China menemukan virus yang 96 persen mirip dengan SARS-CoV-2 ketika menjelajahi gua-gua yang terletak 1.100 km dari Wuhan.
Ketika itu virus tersebut dapat menular antarmanusia. Namun tidak jelas laboratorium mana yang berhasil mengidentifikasinya.
"Beberapa publikasi, disertasi dibuat oleh orang-orang yang bekerja di laboratorium itu. Tetapi disertasi itu menghilang. Selain itu, ketika Anda mengerjakan virus baru, Anda membekukannya (sampel). Tapi ternyata laboratorium gagal menemukan sampel itu. Dan ini sedikit mengkhawatirkan," tambahnya, seperti dikutip
Sputnik, Senin (2/8).
Ia mengatakan, kemungkinan virus yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2 ditemukan pada tahun 2013 dan fakta ini disembunyikan.
"Dan untuk menjadi pandemi, virus itu harus beredar di alam untuk sementara waktu. Jadi, mungkin virus ini telah bersama kita lebih lama dari yang bisa kita bayangkan," lanjutnya.
Pittet menambahkan, ada bukti bahwa orang-orang di Eropa dan Asia terjangkit Covid-19 sebelum virus ini dikenal secara global.
Menurutnya, situasi ini perlu diteliti secara rinci untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan virus untuk berubah menjadi pandemi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada Maret 2020.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: