Kementerian mengatakan dalam keteranganya pada Senin (2/8), bahwa keempat korban penculikan tersebut dibebaskan pada Minggu (1/8) pukul 10 malam (waktu Korea) setelah diculik oleh sekelompok perompak saat berada di atas kapal penangkap ikan di dekat Teluk Guinea pada 1 Juni lalu.
“Mereka berada di bawah perlindungan di tempat aman yang telah ditawarkan oleh misi diplomatik lokal dan akan pulang setelah menyelesaikan prosedur administrasi dan reservasi penerbangan,†kata kementerian itu dalam siaran pers, seperti dikutip dari Yonhap.
Pembebasan para pelaut itu terjadi setelah seorang pelaut Korea di kapal penangkap ikan lain dan empat rekan sekapal asing lainnya dibebaskan pada 29 Juni lalu, setelah diculik di dekat Teluk Guinea pada 20 Mei.
Insiden terbaru terjadi saat Seoul telah meningkatkan seruan bagi pelaut Korea untuk menghindari operasi di perairan berbahaya di lepas pantai Afrika Barat, yang merupakan penyebab sebagian besar penculikan maritim di seluruh dunia.
Tahun lalu, Seoul telah mengirim seorang pejabat penjaga pantai ke Ghana untuk melindungi warganya di perairan yang dilanda pembajakan, sementara pihak berwenang telah mencari langkah-langkah hukum untuk membatasi operasi penangkapan ikan di perairan berisiko tinggi.
“Kami ingin menekankan bahwa upaya pemerintah untuk mencegah penculikan berulang di sekitar Teluk Guinea terbatas, dan bahwa dibutuhkan kerjasama dari warga serta industri terkait dengan menahan diri dari memasuki wilayah maritim berisiko tinggi,†kata kementerian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: