Belum sepekan setelah bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Rabu (28/7), Taliban mengklaim menjadi dalang di balik ledakan bom mobil di dekat kediaman Menteri Pertahanan Afghanistan Jenderal Bismillah Khan Mohammadi di Kabul.
Serangan yang terjadi pada Selasa (3/8) itu dilaporkan menyebabkan delapan orang meninggal dunia dan 20 orang terluka. Sementara Mohammadi dan keluarganya tidak terluka.
Pada malam harinya, terjadi beberapa ledakan dan tembakan sporadis di sekitar kediaman menhan.
Taliban kemudian memperingatkan akan ada lebih banyak serangan terhadap pejabat pemerintah Afghanistan.
Serangan Taliban di Afghanistan telah meningkat sejak Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya mulai menarik pasukan mereka pada Mei, yang akan selesai pada bulan ini.
Taliban mengklaim telah mengusai lebih dari 85 persen wilayah Afghanistan, dengan 90 persen wilayah perbatasan. Sementara pemerintah Afghanistan membantahnya.
Dalam kunjungan pejabat tinggi Taliban ke China, Menlu Wang Yi mengakui kedaulatan Taliban. Beijing juga berjanji akan membantu Taliban untuk memulai proses perdamaian hingga rekonstruksi setelah konflik.
"Taliban di Afghanistan adalah kekuatan militer dan politik yang penting di negara itu, dan (China) akan memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi, dan rekonstruksi di sana," ujar Wang Yi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: